KETIK, YOGYAKARTA – Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan sejumlah langkah menyikapi peristiwa keracunan massal yang terjadi Dusun Dhuri, Tirtomartani, Kalasan, Sleman.
Saat dihubungi, Kepala Dinas Kesehatan Sleman dr Cahya Purnama MKes, Selasa (7/5/2024) membenarkan kejadian keracunan massal ini. Ia menjelaskan, peristiwa tersebut berawal dari acara hajatan penikahan salah satu warga setempat pada Minggu (5/5/2024), pukul 08.00 – 14.00 WIB. Acara yang digelar di gedung Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional III Yogyakarta ini mengundang tamu sebanyak 949 orang.
Saat itu para tamu undangan mendapatkan sajian dari salah satu Catering yang beralamat di Purwomartani, Sleman. Sedangkan mereka yang hadir mendapatkan sajian dengan beragam menu pada pukul 11.00 WIB.
"Saat itu sebagian besar tamu memakan sajian pada pukul 11.00 WIB. Mereka kebanyakan makan nasi, ayam panggang, bakso, zuppa soup, capcay, kreni, sop, ice cream, soft drink dan siomay," terang Cahya Purnama.
Sehari kemudian, Senin (6/5/2024) pukul 03.00 WIB, keluarga yang punya hajat mengalami gejala seperti mulas, demam dan diare. Kemudian sudah berobat ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Siangnya sekitar jam 12.00 mulai banyak laporan keluhan sakit kepada pihak penyelenggara acara.
Nah, pada hari ini Selasa, (7/5/2024) Pukul 05.00 WIB dilakukan pendataan dari pihak keluarga mengenai siapa saja yang mengalami gejala keracunan makanan.
"Informasi yang kami terima banyak yang sudah merasakan gejala keracunan mulai Senin pagi (6/5/2024), dan ada yang rawat inap. Gejala yang dialami seperti mual, muntah, diare, pusing, sakit perut," terangnya.
Lebih lanjut Cahya menyebutkan, hari ini Selasa, 07 Mei 2024 Pukul 07:00 WIB, Tim Petugas Puskesmas Kalasan (tenaga sanitasi dan surveilans) mendapatkan laporan dari teman yang kebetulan adalah kakak dari penyelenggara acara. Dipimpin Kepala Puskesmas Kalasan dr Kumala Sari, Tim Puskesmas Kalasan kemudian gerak cepat mendatangi lokasi kejadian dan bertemu pihak penyelenggara (keluarga) serta pihak Catering.
Sedangkan petugas surveilans dan sanitasi melakukan penyelidikan epidemiologi keracunan makanan. Petugas sanitasi, Unika Hela L, AMd.Kes dan pihak Catering kemudian mengambil sampel yang diduga sebagai penyebab keracunan makanan yaitu es krim di wilayah Piyungan Bantul.
Mereka juga mengamankan sisa makanan yang ada di rumah penyelenggara acara yaitu ayam panggang dan sate. Selanjutnya petugas Puskesmas Kalasan melaporkan kepada Farmakmin Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.
"Sampel yang dicurigai es krim, sudah dalam pengiriman ke Balai Laboraturium Kesehatan," ungkap Cahya Purnama.
Dari data yang ada terdapat 4 anggota keluarga yang punya hajat ikut keracunan setelah memakan sajian tersebut. Mereka mengalami gejala diare, mulas, demam, pusing dan mual. Sedangkan tamu undangan yang mengalami gejala diare ada 76 orang. Mereka rata-rata merupakan warga sekitar dan beberapa di antaranya ada yang kemudian dilarikan ke Rumah Sakit terdekat.
Salah satu korban keracunan makanan dalam peristiwa tersebut, Sugeng mengaku dirinya masih merasakan lemas, mual dan pusing. Begitu juga dengan istrinya yang menurut keterangan Sugeng lebih parah lagi kondisinya karena masih diare.
Sementara itu Yoga selaku pihak yang punya hajat, menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadiaan tersebut. Ia mengaku, kesalahan tersebut diluar kendali pihak keluarga yang menggelar hajatan.
Yoga menyebut, saat ini pihaknya sudah proses pengumpulan data, kronologi, dan pengambilan sample makanan untuk di cek di Dinas Kesehatan serta disimpulkan hasilnya. Ia sebutkan pula dugaan sementara dari data yang masuk mengerucut di es krim yang dihidangkan (es krim merah). Sedangkan pihak Catering ternyata menggunakan vendor untuk es krim tersebut.
"Bukan (es krim) buatan sendiri jadi dengan adanya kejadian ini Catering juga dirugikan," terangnya.
Petugas dari jajaran Dinkes Sleman saat sidak ke pihak Catering. (Foto: Didi/Ketik.co.id)
Untuk itu sebagai permintaan maaf dan bentuk tanggung jawab mereka, pihak keluarga selalu penyelenggara hajatan sudah mengajukan kompensasi untuk pengobatan ke pihak Catering dan mereka bersedia tanggung jawab, imbuhnya.
Ia juga memohon kepada tamu undangan yang merasa sakit, agar bisa mengumpulkan nota periksa/sekedar memberi informasi tentang biaya pengobatannya. Begitupun bagi yang masih sakit bisa diperiksakan dan nanti laporan untuk biayanya juga. "Nanti kami akan lakukan proses penggantian biaya secara bertahap," ujar Yoga.
Sedangkan pihak Catering yang diwakili oleh Didi saat di hubungi Ketik.co.id menyampaikan sudah ada petugas dari Dinas Kesehatan Sleman yang turun.
"Tempat kami (Catering) sudah di sidak terkait kebersihan dan kesehatannya oleh Puskesmas Kalasan. Lalu bersama petugas tersebut kita datangi dan lakukan pengecekan terhadap suplier es krim yang ada di Piyungan Bantul, " terangnya.
Ia sebutkan supplier tersebut skala rumahan. Didi mengaku keberadaan supplier ini baru dipakai selama 5 bulan. Menurutnya baru pertama kali mengalami kejadian seperti ini.
"Indikasi es krim merah rasa Strawbery. Kata supplier di buat dari bahan jambu merah dan rasanya hampir mirip Strawbery," jelasnya.
Disebutkan pula saat ini sudah di ambil satu tabung sebagai sample untuk dibawa dan diperiksa ke laboratorium. Ia berharap bagi yang terdampak cepat sembuh dan tidak semakin banyak korbannya. Ia juga mengaku kejadian tersebut buat koreksi kalau mencari supplier harus di cek layak atau tidaknya. Juga terkait ada tidaknya izin atau sertifikat keamanan pangan dari Dinkes. (*)