Dinilai Banyak Kejanggalan, Alumni Pertanyakan Munas IKA UB, Ini Alasannya

Jurnalis: Nata Yulian
Editor: Naufal Ardiansyah

9 Agustus 2023 13:09 9 Agt 2023 13:09

Thumbnail Dinilai Banyak Kejanggalan, Alumni Pertanyakan Munas IKA UB, Ini Alasannya Watermark Ketik
Kolaborasi senior-junior: Mantan Ketum IKA UB Muslich Ramelan dan Kiagus Firdaus Mantan Sekretaris IKA UB Jatim. (Foto: Naufal/Ketik.co.id)

KETIK, JAKARTA – Ramainya informasi pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) yang mendadak akan digelar pada 11 Agustus 2023 mengundang banyak pertanyaan dari sejumlah pihak.

Ketum IKA UB Erani Yustika menandatangani langsung surat undangan Munas tertanggal 7 Agustus 2023. Undangan PDF tersebut tersebar dan berujung penolakan dari para alumni.

Muslich Ramelan, salah satu pendiri IKA UB dan juga mantan Ketua IKA UB tahun 2006 tegas mengatakan bahwa pelaksanaan Munas IKA UB ini penuh dengan kejanggalan. Tak heran jika banyak pihak menolaknya.

"Munas IKA UB yang akan digelar 11 Agustus 2023 tentu cacat secara hukum. Ini melanggar AD/ART di mana pelaksanaan Munas harus disosialisasikan tiga bulan sebelum pelaksanaan," tegasnya, Rabu (9/8/2023).

Ia menjelaskan bahwa dalam AD/ART ada ketentuan pemberitahuan berupa udangan dan materi Munas harus disampaikan ke peserta minimal 3 bulan sebelumnya.

Tokoh UB itu mengungkapkan, pada Senin (7/8/2023) informasi Munas disampaikan melalui postingan di akun media sosial resmi IKA UB. Kemudian malam harinya baru beredar undangan ke beberapa komisariat fakultas.

Informasi yang disampaikan hanya tentang Munas yang akan diselenggarakan hari Jumat 11 Agustus 2023, di gedung FEB UB, serta beberapa ketentuan tentang penyelenggaraan munas.

"Undangan Munas diberi H-4 pelaksanaan. Nah ini tidak layak dan jelas melanggar kepatutan. Materi Munas yang disampaikan juga tidak layak dinyatakan sebagai materi Munas sekelas IKA UB," ucapnya.

Gus Muslich mengatakan seharusnya Munas tetap menjunjung tinggi prinsip musyawarah untuk mufakat. Musyawarah adalah pembahasan bersama untuk mencapai maksud dan keputusan atas penyelesaian masalah.

Senada, Kiagus Firdaus Mantan Sekretaris IKA UB Jatim menyebutkan bahwa tidak pernah ada rapat pengurus yang memutuskan tempat dan waktu pelaksanaan Munas. Lanjut Kia, tidak pernah pula terbentuk panitia SC dan OC, yang bertugas menyiapkan materi maupun teknis pelaksanaan munas.

"Masalah waktu, semua menyoroti kenapa dilaksanakan Jumat. IKA UB ini organisasi milik alumni. Ada apa ini kenapa digelar hari aktif?" tegas Kia.

Alumni FMIPA UB angkatan 2003 ini menerima banyak laporan dari para alumni bahwa Munas cacat dan tidak layak dilanjutkan. Ia menerima laporan persiapan Munas tidak melibatkan Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar, Ketua Harian dan pengurus lainnya.

Sebagai salah satu PTN terbaik nasional, IKA UB harusnya dipimpin oleh sosok visioner yang bertanggung jawab, dewasa dan mencerminkan kematangan berorganisasi.

Dengan menyandang nama besar Universitas Brawijaya, IKA UB menjadi payung besar para alumni yang telah berkiprah di level nasional, bahkan internasional termasuk diaspora yang tersebar seantero dunia.

"Sudah selayaknya Munas dikelola sedemikian rupa yang menggambarkan kebesaran itu. Arena Munas harus dibuat sebagai wahana berkumpulnya para alumni dengan guyub, berwibawa, dan besar, dengan visi keagungan yang jauh ke depan. Tidak seperti sekarang, tertutup dan terbatas, main kucing-kucingan, penuh manipulasi dan penyimpangan terhadap aturan organisasi," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Muslich Ramelan Kiagus Firdaus Mantan Ketum IKA UB IKA UB UB Universitas Brawijaya Munas IKA UB