KETIK, SURABAYA – Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Timur menggelar Rapat Evaluasi Akhir Pengendalian Penyakit Hewan dan Pembangunan Peternakan, Kamis, 28-29 November 2024 di Hotel Morazen Surabaya.
Rapat yang dihadiri sekitar 300 peserta dari instansi terkait ini ditujukan untuk memperkuat sektor peternakan dan mempercepat pemulihan produksi setelah maraknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD).
Ini menjadi momen penting untuk mengevaluasi kinerja pengendalian penyakit hewan, program peningkatan populasi ternak hingga persiapan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) bersertifikasi halal.
Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani menyampaikan bahwa meskipun wabah PMK dan LSD ini belum sepenuhnya selesai, tetapi Jatim berhasil mengendalikan dampaknya.
Ini menjadi upaya bersama dan kerja keras dari berbagai pihak sehingga Jawa Timur mampu menunjukan capaian signifikan.
"Melalui vaksinasi dan kerja keras berbagai pihak, Jawa Timur mampu menunjukkan capaian signifikan dalam pengendalian penyakit hewan," ujar Indy, Kamis, 28 November 2024.
Tak hanya soal wabah penyakit, dalam rapat ini membahas juga Langkah ke depan pembangunan sektor peternakan.
Salah satunya akselerasi program inseminasi buatan, penataan RPH dan Tempat Pemotongan Unggas (TPU) halal serta penguatan investasi peternakan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menariknya, rapat kali ini juga memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah dan individu berprestasi di bidang peternakan.
Seperti Sertifikasi ISO 37001:2016 untuk sistem manajemen anti-penyuapan, penghargaan kepada daerah dengan pelaporan kelahiran hasil inseminasi buatan terbanyak.
Sertifikat halal RPH ruminansia untuk 7 kabupaten/kota, penyerahan simbolis buku Road Map Perbibitan Sapi Potong dan Sapi Perah Jawa Timur 2025–2029.
Dari rapat ini, Indy berharap menjadi momentum bagi Jawa Timur untuk memimpin dalam sektor peternakan di Indonesia.
Tentu saja dengan sinergi kuat antara pemerintah, organisasi, profesi dan masyarakat peternakan yang membuat Jatim siap menciptakan industru peternakan tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing. (*)