KETIK, SURABAYA – Kondisi cuaca beberapa hari ini mengalami peningkatan hujan sangat tinggi. BMKG menilai kondisi ini lantaran sudah memasuki musim hujan di Jatim. Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Tak sekadar imbauan, Adhy menegaskan saat ini dalam kondisi kesiapsiagaan penuh dalam menghadapi potensi hidrometerologi basah.
"Pemprov Jatim dengan kesiapsiagaan penuh, seluruh elemennya utama BPBD, dinas kesehatan dan dinas sosial wajib fast respon dan lakukan langkah antisipasi di masa-masa seperti ini," ujarnya, Senin (11/3/2024).
Lebih lanjut, Adhy juga menyampaikan, langkah-langkah pemprov dalam merespons serta memitigasi potensi bencana tersebut, di antaranya, melalui sistem peringatan dini terpadu BPBD yang dikembangkan dan notifikasinya disebarluaskan melalui semua moda komunikasi.
"Ini disebarluaskan melalui semua moda komunikasi, Website, media sosial, SMS Blast, kemudian juga ada integrasi teknologi canggih, seperti radar cuaca milik BMKG dan pemantauan sungai dari BBWS, PU SDA dan Jasa Tirta diintegrasikan pada Pusdalops yang dipantau secara 24 jam 7 hari," terang Adhy.
"Kami juga telah memperkuat tanggul-tanggul yang kritis, meningkatkan kapasitas pompa air dan normalisasi sungai untuk meningkatkan kapasitas daya tampung air sekaligus melancarkan aliran," imbuhnya.
Selain itu, meningkatkan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi dan pengembangan Destana (Desa Tangguh Bencana), Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan melakukan gerakan tanam pohon yang dilakukan secara kolaboratif dengan pemerintah daerah dan para relawan.
"Kita juga adakan pelatihan evakuasi, pemahaman akan peringatan dini, dan pengetahuan tentang tanggap darurat bencana, termasuk kepada kelompok usia dini melalui program SPAB di sekolah-sekolah," ungkapnya.
Lalu juga dengan penataan ruang dan pengendalian pembangunan, rehabilitasi hutan, dan pemanfaatan teknologi inovatif seperti drone, sistem informasi geografis (SIG), dan kecerdasan buatan (AI) untuk pemantauan dan analisis data secara cepat.
"Kita juga mendorong kegiatan penanaman hutan secara rutin dan masif melalui Dinas Kehutanan dan masyarakat / relawan binaan yang tinggal di sekitar wilayah Hutan," tukasnya.
Di sisi lain, Adhy mengatakan, implementasi berbagai langkah tersebut memerlukan kolaborasi aktif dengan segenap unsur pentahelix, yang meliputi, pemerintah, masyarakat, sektor swasta atau dunia usaha, akademisi dan kelompok media.
"Karena bencana itu urusan bersama. Jadi, tidak bisa kalau hanya pemerintah saja yang bergerak. Semua unsur harus bersama-sama turun, melakukan analisis, pemetaan, dan eksekusi," pungkas dia. (*)