KETIK, SIDOARJO – Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo memastikan telah menempuh berbagai langkah untuk mencegah penularan penyakit ternak sapi. Baik virus lumpy skin disease (LSD) maupun penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Bidang Produksi Peternakan di Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Drh Tony Hartono menyebutkan, di wilayahnya, tercatat 251 ekor sapi terserang LSD. Namun, virus LSDM berbeda dengan PMK. Tingkat kematian akibat virus LSD tergolong rendah. Penularannya tidak seberbahaya dan secepat PMK.”Kami sudah melakukan pengendalian,” kata Tony.
Pengendalian dilakukan baik dengan pengobatan hewan yang sakit, penyemprotan disifektan untuk mencegah penularan melalui lalat, maupun vaksinasi terhadap ternak yang sehat. Terhadap hewan dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Sidoarjo, dilakukan cek sertifikat kesehatan.
Tony menyatakan vaksinasi terus dilakukan. Agar hewan ternak yang tertular tidak bertambah. "Targetnya 1.400 sapi. Sekarang sudah sekitar 400 sapi yang sudah divaksin," tambahnya.
Antisipasi penularan penyakit ternak tersebut juga ditegaskan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau peternaka One Qolbu di Perumahan Wahyu Taman Sarirogo, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Kamis (8/6/2023).
Khofifah menyatakan telah meminta dinas peternakan di kabupaten/kota serta provinsi harus selalu siaga dan waspada. Di antaranya, selalu mengecek dan memonitor kesehatan ternak serta surat jalan ternak yang masuk dari daerah lain.
Vaksinasi pencegahan lumpy skin disease (LSD) lewat vaksinasi terus digencarkan. Kementerian Pertanian sedang menyiapkan sekitar 200 ribu vaksin LSD untuk Jawa Timur. Vaksin itu, antara lain, bantuan dari Australia. Setelah diterima, vaksin itu akan disalurkan oleh Kementerian Pertanian berdasar kuota untuk masing-masing daerah. Untuk Jawa Timur sedang disiapkan sekitar 250 ribu vaksin. (*)