KETIK, MALANG – Profesor Sugiono merupakan Profesor pada bidang Ilmu Ergonomi Transportasi Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) Malang menciptakan aplikasi untuk pencegahan kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api.
Peta jalan itu dinamakan Double Awareness Driving atau DAD yang bekerja dalam bentuk peta visual dan audio peta. Kemudian akan terintegrasi dengan sistem informasi masinis dan device pada perlintasan tanpa petugas.
"Namanya DAD, peta itu akan bekerja seperti Google map. Jadi, teman-teman kalau pakai Google map masukkan destinasi akan keluar alternatif jalurnya. Nah di DAD juga demikian sama persis cuma di situ akan diinformasikan, kamu nanti akan melewati perlintasan kereta api," terangnya, Sabtu (9/12/2023).
Menurutnya, DAD merupakan pendekatan baru berbasis sistem integratif dalam peta jalan yang aman yang mampu menggugah kewaspadaan dan konsentrasi pengendara yang akan melintasi perlintasan kereta api.
Dikatakannya, Sistem alarm yang akan dibangun mengintegrasikan sosial technical pengendara, kereta api, masinis dengan memanfaatkan aplikasi mesin learning dan aplikasi berbasis web yang interaktif dan efisien.
"Melalui Aplikasi DAD tersebut, masyarakat kita ajak untuk sadar lebih awal bahwa lintasan yang akan dilalui pengendara itu ada perlintasan kereta api," jelasnya.
Prof Sugiono menjelaskan, DAD akan memberikan informasi jumlah perlintasan kereta api yang akan dilalui dan secara real time akan menampilkan peringatan dini pengemudi yang terbagi menjadi 3 zona yaitu hijau, kuning dan merah.
Warna Hijau mengindikasikan bahwa pengendara kurang dari satu kilometer akan melewati perlintasan Kereta Api. Kemudian warna Kuning berarti pengendara sedang berada di 500 meter dari Perlintasan Kereta Api. Sedangkan, warna Merah menunjukkan bahwa pengendara berada di 100 meter dari Perlintasan.
"Nantinya akan kami kembangkan DAD dengan GPS kereta api. Sehingga akan menginformasikan posisi dan kecepatan kereta api terdekat yang akan melintas. Sehingga, meskipun tidak ada kereta yang melintas namun kita tetap aware," tegasnya.
Sebagai informasi, Menurut Prof Sugiono, perlintasan kereta api sebidang di Indonesia yang tidak ada petugas ataupun palang pintu tercatat berjumlah 2259 lokasi.
Selain itu berdasarkan data kecelakaan di Tahun 2022 jumlah kecelakaan di perlintasan kereta api sebidang adalah sebesar 289 kejadian atau sebanyak 6, 02 kejadian kecelakaan tiap minggunya. Sebanyak 87% kecelakaan atau sekitar 251 Kecelakaan terjadi pada perlintasan tanpa petugas.
"DAD ini saya kira bisa kita manfaatkan ke depannya. tapi PR-nya adalah ini masih berbasis jaringan jadi harus ada sinyalnya. Kedepan kalau bisa kita kembangkan dengan database, jadi kalau misalnya di pedesaan enggak ada internet masih bisa dipakai," ulasnya. (*)