KETIK, SIDOARJO – Kampung Batik Jetis sudah lama kondang. Era Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, batik jetis punya pamor tinggi. Namun, belakangan, sentra perajin batik unggulan berkualitas itu memerlukan dukungan kuat untuk kembali menjadi pilihan masyarakat. Mereka berharap calon Bupati Sidoarjo Subandi membantu mewujudkannya.
”Saya doakan Pak Subandi jadi bupati. Nanti kalau sudah jadi bupati, PNS diminta pakai batik asli Sidoarjo nggih, Pak Bupati,” ungkap Bu Tutik, perajin batik tulis Namiroh, kepada calon Bupati Sidoarjo Subandi yang mengunjunginya pada Rabu siang (2/10/2024).
Cabup Subandi tiba sekitar pukul 14.00. Mobil parkir di jalan raya. Calon Bupati Sidoarjo Subandi jalan kaki sekitar 400 meter. Blusukan dari gang ke gang. Hingga sampai di Gang III, Jetis, Kelurahan Lemahputro, Sidoarjo.
Kedatangannya mendadak. Bu Tutik pun kaget. Dia sedang mencanting di depan rumah saat tiba-tiba ada tamu istimewa berkunjung ke rumahnya. Ternyata itu adalah calon Bupati Sidoarjo Subandi. Kedatangan Subandi mengingatkan Bu Tutik tentang masa kejayaan batik jetis pada pertengahan tahun 2000-an.
Dia ingat beberapa puluhan tahun lalu. Ada sosok bupati yang sangat peduli pada perkembangan batik di Sidoarjo. Dia adalah Bupati Sidoarjo Win Hendrarso. Jetis pun diresmikan sebagai kampung batik jetis. Saat itu, batik jetis dan batik-batik lain khas Sidoarjo sangat terkenal. Ada batik kenongo, jabon, dan sebagainya. Banyak diminati orang. Dari dalam dan luar kota, bahkan luar negeri.
Menurut Bu Tutik, harga batik tulis memang berbeda daripada batik printing. Tapi, kualitasnya jauh lebih bagus. Motifnya bervariasi. Harganya juga tidak terlalu tinggi. Batik tradisional jetis sudah dikenal sejak tahun 1675. Mampu bertahan sampai sekarang.
”Tidak mahal. Sebenarnya kalau untuk seragam pegawai mungkin sekitar Rp 250 ribu sudah dapat,” kata Bu Tutik.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi melihat proses pembuatan batik tulis di Kampung Batik Jetis. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Calon Bupati Sidoarjo Subandi pun merespons baik permintaan Bu Tutik. Dia berharap kerajinan batik jetis maupun batik-batik lain di Sidoarjo bisa menjadi pilihan. Salah satunya, batik bisa menjadi seragam bagi aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Sidoarjo.
”Hari ini (2 Oktober) adalah hari batik nasional. Kita perlu menengok kondisi para perajin batik Sidoarjo. Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka,” ungkap calon Bupati Sidoarjo Subandi.
Tidak hanya melihat dan mengobrlol. Calon Bupati Sidoarjo Subandi diajak berkeliling melihat pembuatan batik tulis jetis. Dari penyiapan bahan, proses membatik, hingga melihat-lihat produk batik yang sudah jadi.
Batik tulis Jetis berbeda dengan batik daerah lain. Kainnya halus, coraknya juga bagus. Cocok dengan iklim Sidoarjo. Khas Sidoarjo. Batik-batik lain khas Sidoarjo pun akan diperhatikan.
”Saya sepakat bahwa ASN Sidoarjo nanti menggunakan batik asli kebanggaan Sidoarjo. Ini juga akan mengangkat ekonomi perajin batik,” kata Subandi.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi lalu memesan batik Jetis yang rencananya digunakan untuk berkegiatan. Kalau pesanan itu sudah selesai, dia meminta Bu Tutik tidak lupa mengabari dirinya untuk segera di ambil. Dia bangga.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi menunjukkan batik ecoprint, salah satu andalan Kampung Batik Jetis. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Setelah itu, calon Bupati Sidoarjo Subandi berpamitan pulang. Namun, baru keluar dari rumah Bu Tutik, ada seorang perempuan memanggilnya.
”Pak mari lihat batik saya. Batik ecoprint,” ujar Bu Nazidah, seorang perajin batik jetis pula.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi pun menuruti ajakan Bu Nazidah. Mantan kepala desa dua periode itu melihat-lihat produk batik ecoprint karya Bu Nazidah. Tidak segan-segan dia mempromosikan batik itu.
”Ayo kita pakai produk-produk batik khas Sidoarjo. Batik ecoprint ini salah satunya. Kita dukung perajin kita supaya maju,” ungkap calon Bupati Sidoarjo Subandi yang maju pada Pilkada Sidoarjo 2024 ini. (*)