KETIK, JEMBER – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi bulanan Jember pada bulan Maret 2024 sebesar 0,63% dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,37.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Timur sebesar 0,64%, namun lebih tinggi dari Nasional dengan inflasi 0,52%.
Dari sebelas kota IHK di Jawa Timur, Jember menduduki posisi inflasi terendah keempat setelah Banyuwangi, Kota Surabaya, dan Kediri. Sementara inflasi tertinggi di Sumenep sebesar 0,77%.
Berdasarkan kelompok pengeluaran bulanan, andil inflasi paling tinggi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi/andil sebesar 0,63%. Lalu kelompok pakaian dan alas kaki dengan inflasi 1,78% dan andil 0,56%
Daging ayam ras memegang andil inflasi tertinggi sebesar 0,21% disusul beras 0,17%. Inflasi bulanan ini akibat kenaikan harga beras dan daging ayam ras yang signifikan.
Disusul komoditas lainnya yaitu telur ayam ras, jagung manis, minyak goreng, bawang putih, kue basah, sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin, dan gula pasir.
Sedangkan, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan adalah cabai rawit, cabai besar, jeruk, dan kentang.
Kepala BPS Jember, Tri Erwandi mengatakan inflasi bulan Maret terjadi karena dipengaruhi oleh faktor bulan Ramadan.
“Menaikkan harga karena permintaan begitu tinggi utamanya pada komoditas kebutuhan makanan,” urainya usai rilis inflasi, Senin (1/4/2024).
Apalagi pola konsumsi masyarakat terutama daging ayam ras yang selalu digemari. Selain itu, juga berbelanja pakaian dan alas kaki untuk dipakai ketika menyambut lebaran.
“Walaupun ada Joged (Jember Obral Gede) tapi kebutuhan masyarakat kan tidak bisa dipenuhi dari yang diskon itu saja, juga ada kebutuhan lainnya yang kualitas lebih tinggi,” imbuhnya.
Lanjutnya, banyak masyarakat yang ingin tampil ‘wah’ ketika lebaran, maka permintaan begitu tinggi. Seperti sarung, kopiah, baju koko, gamis, dan sandal.(*)