KETIK, SURABAYA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Australia Government menggelar misi pemantauan bersama Program Siap Siaga di Hotel Harris Satelit, Surabaya, Selasa, 3 September 2024
Program ini memastikan masyarakat yang mengalami disabilitas memperoleh pelatihan tanggap darurat bencana.
"Kami lakukan langkah ini agar masyarakat yang berada di daerah rawan bencana untuk bisa sadar akan bencana, sehingga bisa meminimalisir terjadinya korban hingga kerugian yang diakibatkan dari bencana," ucap Deputi Bidang sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati.
Raditya mengatakan, BNPB menggandeng Australia untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat rawan bencana.
"Bencana terjadi karena memang memakan korban maupun materiel yang terjadi dengan adanya aktivitas alam, jadi kami di sini untuk menimalisir agar tidak ada korban jiwa dan materiel," tuturnya.
Program pelatihan kepada masyarakat disabilitas yang digelar BNPB, Selasa, 3 Agustus 2024. (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)
Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto menjelaskan sebanyak 14 bencana yang kerap terjadi di Jawa Timur. Dengan pelatihan ini, BNPB dan BPBD Jatim mencoba untuk memperhatikan kelompok masyarakat disabilitas.
"Dengan pelatihan ini kami memperhatikan masyarakat rentan seperti orang tua dan disabilitas," ucapnya.
Gatot menyebutkan BPBD Jatim telah membentuk Desa Tanggap Bencana (Destana) dan Kecamatan Tanggap Bencana (Kentana).
"Dari ini bisa terlhat dari bencana Semeru sebelumnya banyak korban jiwa, dengan dibentuk Destana dan Kentana pada bencana Semeru meletus 2022 lalu bahkan tidak ada korban jiwa," ucapnya.
Sementara itu, Interm Consul at The Australia Consulate General Surabaya, Stave Scott memberikan apresiasi pada BPBD Jatim yang telah membuat Destana dan Ketana untuk mengantisipasi adanya korban jiwa.
"Jadi masyarakat sudah mulai tanggap dengan adanya bencana dengan melihat tanda-tandanya," terangnya.
Sementara itu, Team Leader Siap Siaga Lucy Dickinson menjelaskan, tim Siap Siaga terus melakukan pelatihan kepada masyarakat yang rawan terjadi bencana.
"Sehingga masyarakat bisa lebih peduli untuk melihat tanda-tanda bencana, bahkan bisa menolong sesama tetangga untuk segera keluar dari kawasan bencana," pungkasnya. (*)