KETIK, MALANG – Melihat perjuangan yang ditorehkan pasukan TRIP, Wali Kota Malang Sutiaji merencanakan 31 Juli diperingati sebagai Hari TRIP. Saat ini pihaknya masih dalam proses menuju pembuatan Peraturan Wali Kota.
"Saya akan bikin Perwal supaya ada upacara daerah atau hari besar daerah seperti ulang tahun Kota Malang di tanggal 1 April, maka tiap 31 Juli adalah hari TRIP dan harus diperingati," ujarnya pada Senin (31/7/2023).
Hal tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada pasukan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang telah gugur melawan Belanda pada Agresi Militer Belanda I.
Menurutnya belum banyak daerah di Indonesia yang memiliki Monumen Pahlawan TRIP. Di mana sebanyak 35 orang pasukan TRIP gugur dan dikubur menjadi satu pada makam yang terdapat di dalam monumen tersebut.
"Taman makam pahlawan memang di mana-mana ada, tapi Monumen Pahlawan TRIP hanya di sini. Ini merupakan saksi sejarah yang masih ada. Bayangkan satu lubang ditempati segitu banyaknya orang. Memang ini peristiwa yang luar biasa," sebut Sutiaji.
Sutiaji juga meminta dinas terkait untuk menginventarisir keperluan dan pembenahan di monumen tersebut. Ia berharap Perwal untuk menetapkan 31 Juli sebagai Hari TRIP dapat terealisasi.
"Titik awal perjuangan kita adalah nilai sejarah yang harus kita kuatkan bersama. Pelajar saat itu di hatinya ada rasa patriotisme luar biasa, tanpa pamrih siap mati," serunya.
Tepat di tanggal 31 Juli ini merupakan peringatan 76 tahun Pertempuran TRIP di Jalan Salak atau yang kini dikenal sebagai Jalan Pahlawan TRIP. Pada peringatan tersebut dilakukan kegiatan tabur bunga dan reka ulang peristiwa di Jalan Salak. Kegiatan tersebut kembali digelar oleh Paguyuban Mas TRIP Kota Malang.
Tangis haru pun mengiringi penampilan teatrikal yang mengisahkan aksi heroik pasukan TRIP melawan Belanda pada saat Agresi Militer Belanda I tahun 1947.
Adegan reka ulang oleh Komunitas Reenactor sukses menyita perhatian. Aksi teatrikal tersebut mengisahkan gugurnya pasukan TRIP mempertahankan bangsa Indonesia dari serangan Belanda. Saat itu, pasukan TRIP hanya berbekal peralatan sederhana, berbeda dengan Belanda yang telah siap sedia peralatan perang lengkap dan memadai.
Terdapat 35 pasukan TRIP yang gugur dan dikuburkan pada satu lubang yang kini terletak di dalam Monumen Pahlawan TRIP Kota Malang.
Tak heran jika banyak anggota Paguyuban Mas TRIP terlihat menyeka air matanya usai menyaksikan penampilan tersebut. (*)