KETIK, MALANG – Kreativitas yang dimiliki Maya Wima Linasti mengantarkannya meraih kesuksesan. Bermula dari hobi, Maya menjadikan bakatnya dalam seni rupa sebagai modal memulai usaha di bidang kerajinan lukis yang dinamainya Diajeng Maya Art & Craft.
Kisahnya bermula pada tahun 2015, di mana Pemerintah Kota Malang menggelar lomba pembuatan souvernir. Dengan modal Rp 200 ribu, Maya nekat mengikuti perlombaan dengan membuat souvenir berbahan kaca.
"Saat lomba itu saya pakai media kaca, padahal kategori yang ada hanya dari media keramik, kain, dan kayu. Karena kaca tidak ada, akhirnya dimasukkan ke kategori keramik. Saya memilih menggambar Topeng Malangan dan alhamdulilah mendapat juara kategori keramik dan juara favorit," ujar Maya saat ditemui di galerinya pada Jumat (28/7/2023).
Tak disangka, modal Rp 200 ribu untuk membeli cat lukis, mengantarkannya pada kesempatan yang lebih besar. Total hadiah senilai Rp 6 juta ia gunakan untuk mengembangkan usahanya. Akhirnya berbagai pesanan souvenir mulai berdatangan.
Saat ini, berbagai produk telah ia ciptakan. Mulai dari tas lukis, gelas lukis, baju lukis, dan beragam produk lukis lainnya.
"Saya bergeraknya di bidang lukis tapi medianya macam-macam. Ada kaca, gelas painting, tas lukis, baju lukis, hijab lukis, kain lukis, dari kanvas juga ada. Kalau ada orderan seperti souvernir, otomatis membuatnya sama orang lain. Tapi kalau pesanannya hanya 10-20 itu saya sendiri yang membuat," ujarnya.
Salah satu ciri khas yang ditonjolkan Diajeng Maya ialah tema Indonesia. Ia selalu berhasil menggambarkan adat, budaya, flora dan fauna pada karyanya. Tak heran tiap souvernir yang dihasilkan memberikan khas Indonesia yang kuat dan berbeda dengan produk lainnya.
Tak hanya itu, setiap inspirasi yang keluar dari kepalanya selalu divisualisasikan dalam bentuk-bentuk budaya Indonesia.
"Saya memang memperkenalkan Indonesia karena kalau tidak, saat dibawa ke luar negeri biar ada ciri khasnya. Kadang kalau saya ingin lukis tentang anak-anak, saya bikin bentuknya wayang. Misalnya temanya tiga bidadari, itu terinspirasi dari anak saya, tiga orang cewek semua," seru Maya.
Beberapa produk yang ada di galeri Diajeng Maya (foto: Lutfia/ketik.co.id)
Maya sebenarnya bercita-cita untuk berkecimpung dalam seni rupa. Kata dia, seni tidak selalu harus menjadi hobi semata. Ia membuktikan bahwa kecintaannya pada seni dan kreativitas dapat menjadi ladang penghasilan yang menguntungkan.
"Produksi setiap bulannya bervariasi, tergantung dari jenis produk yang dipesan. Untuk tas lukis, rata-rata saya dapat menghasilkan sekitar 100 pcs per bulan. Sedangkan untuk hijab lukis biasanya sekitar tiga hari untuk satu hijab," ujar lulusan Teknik Informasi Institut Teknologi Nasional (ITN) itu.
Semua produknya kini telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan terdaftar pada Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Tak hanya memasarkan sampai luar kota dan antar pulau, produk dari Diajeng Maya juga laris di pasar internasional.(*)