KETIK, MALANG – Suasana hangat layaknya berada di rumah nenek dapat dirasakan ketika mengunjungi Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut. Berlokasi di dalam Kampung Kayutangan Heritage, kedai kopi ini sangat cocok dijadikan pilihan untuk berakhir pekan di Kota Malang.
Kedai kopi milik Mbah Ndut ini tetap ramai di tengah sengitnya persaingan kafe-kafe modern di sepanjang Koridor Kayutangan Heritage. Tak muluk-muluk, Mbah Ndut hanya mengandalkan kehangatan dan bangunan rumah heritage sebagai daya tarik.
"Kami di sini mengandalkan daya tarik dari sisi bangunan rumah yang heritage. Kalau disuruh saingan dengan kafe yang ada di koridor ya tidak bisa. Tapi kan sejarahnya kampung berdiri dulu, baru ada koridor," jelas Mbah Ndut saat ditemui di kedainya pada Sabtu (5/8/2023).
Bangunan yang saat ini dijadikan kedai, telah berdiri sejak 1923. Mbah Ndut masih mempertahankan berbagai ornamen dan barang-barang antik yang ditinggalkan oleh keluarganya di rumah itu.
Bahkan belum lama ini Mbah Ndut telah memoles dan menata ulang kembali kedai miliknya.
"Barang-barang di sini koleksi pribadi peninggalan dari orang tua. Memang kita merawat barang peninggalan itu supaya tidak tercecer. Ada gelas sejak era tahun 1970 an, pernak-pernik lain peninggalan zaman Belanda juga ada," tambahnya.
Pengunjung yang memesan kopi di Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut (foto: Lutfia/ketik.co.id)
Menu yang disajikan di Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut tergolong murah. Dengan membawa uang Rp 12.000 saja, pengunjung dapat menikmati kopi lezat dengan nuansa syahdu di sana.
Tak heran tiap harinya banyak pengunjung yang tak segan mampir untuk menyeruput kopi di sana. Menurut Mbah Ndut ramainya pengunjung kentara saat akhir pekan dan masa-masa libur sekolah.
"Saat weekend, libur panjang dan hari raya kemarin, setiap hari pasti ramai. Tapi kalau hari-hari biasa tidak terlalu ramai, terkadang juga tidak beli tapi hanya jalan-jalan saja," sebutnya.
Mbah Ndut menceritakan perjuangan warga Kampung Kayutangan Heritage untuk menghidupkan kembali perkampungan yang dulunya sepi itu. Ia sangat kagum dengan tiap langkah yang diambil masyarakat. Namun saat Kayutangan Heritage telah bergerak, justru bagian koridor lah yang lebih banyak terkena dampak positif pembangunan.
"Bisa di-launching jadi Kayutangan Heritage karena yang bergerak adalah orang-orang kampung. Tapi imbasnya sekarang, diambil oleh yang depan (koridor)," keluh Mbah Ndut.
Mbah Ndut berharap pengunjung yang masuk ke Kampung Kayutangan Heritage dapat serta mendukung produk UMKM warga setempat. Dengan demikian semakin banyak warga yang dapat merasakan hasil jerih payahnya saat menjadikan Kampung Kayutangan Heritage sebagai salah satu destinasi wisata populer di Kota Malang.
"Kami berharap wisatawan masuk ke dalam kampung dan beli-beli jajan di dalam juga. Biar warga merasakan jerih payahnya untuk membuat kampung ini menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Malang. Di mana pengunjungnya bukan hanya sekedar Indonesia tapi juga mancanegara," tutur Mbah Ndut.(*)