KETIK, YOGYAKARTA – Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sleman Cahya Purnama menyampaikan, pelayanan kesehatan primer (primary health care / PHC) merupakan landasan awal yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Namun seringkali peran PHC terabaikan dalam sistem pelayanan kesehatan.
Menurut Cahya Purnama, pendekatan yang dilakukan PHC mencakup 3 komponen, yakni: memenuhi kebutuhan layanan kesehatan dasar/primer kepada seluruh lapisan masyarakat (health for all), memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat untuk ikut. Serta yang terakhir bertanggungjawab terhadap kesehatan diri (all for health), dan melibatkan kerjasama lintas sektoral.
Sedangkan tujuan penyelenggaraan integrasi pelayanan kesehatan primer (ILP) untuk meningkatkan cakupan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan primer di Indonesia. Sekaligus sebagai wujud implementasi transformasi pilar pertama.
Disebutkan oleh Cahya Purnama, setidaknya ada tiga hal yang menjadi fokus integrasi pelayanan kesehatan primer. Pertama adalah penerapan siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan. Sedangkan yang kedua mendekatkan Pelayanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun termasuk untuk memperkuat promosi dan pencegahan yaitu melalui deteksi dan screening penyakit. Kemudian ketiga adalah memperkuat pemantauan wilayah melalui digitalisasi dan pemantauan melalui dashboard situasi kesehatan pedesaan.
Nah, sebagai upaya percepatan implementasi integrasi pelayanan kesehatan primer, Dinas Kesehatan Pemkab Sleman Selasa (13/2/2024), menyelenggarakan launching dan sosialisasi integrasi pelayanan kesehatan primer di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center.
Sedangkan implementasi penyelenggaraan integrasi pelayanan kesehatan primer di Kabupaten Sleman sesuai yang diamanatkan Bupati Sleman telah dilakukan sejak akhir tahun 2023 terhadap 25 Puskesmas. Namun, masih ada paket layanan yang belum diberikan kepada masyarakat.
Bupati Sleman Kustini memasangkan pin Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer kepada 25 Kepala Puskesmas. (Foto: Humas Pemkab Sleman / Ketik.co.id)
Cahya mengungkapkan, berdasarkan hasil monitoring acak terhadap tujuh Puskesmas. Belum seluruh paket layanan diberikan kepada masyarakat melaui sistem klaster karena berbagai faktor. Oleh karena itu, terang Cahya, perlu dilakukan launching dan sosialisasi bagi Puskesmas lintas program serta lintas sektor.
Dalam kesempatan tersebut, Dinas Kesehatan Sleman melakukan diskusi terkait kebijakan penyelenggaraan integrasi pelayanan kesehatan primer, strategi mempertahankan mutu layanan puskesmas berbasis siklus hidup di era integrasi layanan primer. Serta praktik baik implementasi integrase pelayanan kesehatan primer.
Ia berharap, kegiatan tersebut dapat menguatkan komitmen internal Dinas Kesehatan Sleman beserta UPT dan lintas sektor untuk dapat mempercepat implementasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Kabupaten Sleman.
Prosesi launching ditandai pemasangkan pin integrasi pelayanan kesehatan primer kepada 25 Kepala Puskesmas yang dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.
Kustini menilai kegiatan launching dan sosialisasi integrasi pelayanan kesehatan primer menjadi langkah untuk meningkatkan kesadaran dan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan usaha ini, diharapkan dapat bermuara pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Sleman. Untuk itu, ia berharap integrasi pelayanan kesehatan primer ini mampu mencakup pemenuhan layanan kesehatan dasar untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Dengan didukung oleh 25 Puskesmas, 68 Puskesmas Pembantu yang telah 100 persen terakreditasi paripurna serta 1.535 Pos Yandu, saya yakin integrasi pelayanan kesehatan primer di Sleman dapat terlaksana dengan optimal,” sebut Kustini.
Ia berharap, adanya integrasi pelayanan kesehatan primer mampu menggerakkan kerjasama lintas sektoral. Sekaligus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dari sisi layanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan juga biaya pelayanan kesehatan.(*)