KETIK, YOGYAKARTA – GKR Mangkubumi meresmikan pendopo dan ruang gamelan Kalurahan Condongcatur yang berada di Kantor Kalurahan Condongcatur Depok, Sleman.
Peresmian yang berlangsung, Kamis sore (3/1/2024) tersebut ditandai dengan pengguntingan pita secara simbolis oleh GKR Mangkubumi didampingi Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Sekda Sleman Harda Kiswaya, Panewu Depok Wawan Widiantoro serta Lurah Condongcatur Reno Candra Sangaji. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti.
Mengawali sambutannya putri sulung Sri Sultan Hamengkubuwana X ini mengapresiasi keberadaan pendopo dan ruang gamelan tersebut.
"Luar biasa, bagus banget, pun kayu meniko," sebutnya.
Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Parwabudaya yang bertugas menjaga inti dari kebudayaan Keraton Yogyakarta termasuk melestarikan dan mengedukasi masyarakat tentang tradisi seni klasik Jawa ini berharap pendopo tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat. Terutama sebagai tempat rembug warga, bisa sebagai untuk latihan menari, latihan membatik.
"Monggo untuk gurunya bisa rembugan dengan Kanjeng Notonegoro," pesannya.
GKR Mangkubumi saat memberikan sambutannya pada peresmian pendopo dan ruang gamelan Kalurahan Condongcatur (Foto: Humas Pemkab Sleman)
Dalam kesempatan ini GKR Mangkubumi juga mengingatkan siapa lagi kalau bukan kita yang akan nguri-uri budaya yang ada. Apalagi Pemda DI Yogyakarta baru saja mendapatkan sertifikat penetapan Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks sebagai Warisan Dunia (World Heritage) Unesco. Atau penetapan Sumbu Filosofi Jogja sebagai Warisan Dunia. Sehingga cukup bangga mendapat pengakuan tersebut.
Namun ia juga mengingatkan kita semua harus sama-sama nyengkuyung agar pengakuan dari Unesco tersebut tidak hanya sekedar berada dalam selembar sertifikat saja.
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyebutkan dengan diresmikannya pendopo dan ruang gamelan tersebut diharapkan dapat meningkahkan pelestarian budaya di Kalurahan Condongcatur.
Menurut Danang, hal tersebut senada dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman yakni pengembangan Kalurahan berbasis budaya. Ia ungkapkan, saat ini Kabupaten Sleman memiliki 19 Kalurahan yang sudah ditetapkan sebagai desa budaya dan ada 5 kalurahan yang sudah ditetapkan menjadi desa mandiri budaya sesuai SK Gubernur DIY.
Danang berharap, semoga dengan keberadaan pendopo dan ruang gamelan ini semakin memeriahkan pentas kesenian dan atraksi budaya. Serta menjadi motivasi bagi pamong dan masyarakat dalam upaya pelestarian budaya di Kalurahan Condongcatur.
Sedangkan Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji dalam laporannya menyampaikan, pendopo yang diresmikan GKR Mangkubumi tersebut diberi nama Pendopo Kromoredjan. Nama ini terinspirasi dari Lurah pertama Condongcatur.
"Nama pendopo diambil dari nama Lurah pertama Condongcatur pada tahun 1946. Sedangkan dua bangunan yang diresmikan berupa pendopo dan ruang gamelan," terangnya.
Reno mengungkapkan pembangunan pendopo dan ruang gamelan menghabiskan biaya kurang lebih sebesar Rp 2 miliar yang berasal dari dana SILPA dan Pendapatan Asli Kalurahan (PAK).
Dalam kesempatan ini Reno juga menyebutkan pendopo tersebut nantinya akan diperuntukkan bagi berbagai aktivitas seperti seni budaya, UMKM, dan kegiatan masyarakat lainnya yang bermanfaat.
Usai meresmikan, GKR Mangkubumi bersama Wakil Bupati Sleman dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Harda Kiswaya berkenan berkeliling melihat secara langsung ruang gamelan yang berada persis di belakang pendopo Kromoredjan Condongcatur tersebut. (*)