KETIK, JAKARTA – Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mengungkapkan rasa duka mendalam atas peristiwa tragis meninggalnya seorang bayi laki-laki bernama Muhammad Fahmi yang berusia 5 bulan saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agoesdjam, Ketapang, Kalimantan Barat.
Bayi Muhammad Fahmi menghembuskan napas terakhirnya diduga akibat kondisi jalan rusak di sepanjang jalan dari Sungai Tenger, Kecamatan Kendawangan, menuju RSUD Agoesdjam, Ketapang.
"Saya sangat berduka dan prihatin dengan kondisi ini. Tolong Pak Presiden, jangan biarkan anak-anak kami mati sia-sia hanya karena kondisi jalan rusak yang terus menjadi penghalang bagi kami masyarakat Kalimantan Barat," tegas Lasarus dengan suara bergetar, Rabu (24/7/2024).
Lasarus langsung berkoordinasi dengan pejabat di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk meminta perhatian serius terhadap masalah jalan rusak ini.
Dia tidak ingin ada Muhammad Fahmi lainnya yang menjadi korban akibat akses jalan yang rusak.
"Saya sudah memohon ke pemerintah pusat agar masalah ini jangan sampai terulang lagi. Cukup sudah, jangan sampai ada lagi nyawa yang tidak tertolong hanya karena masalah akses jalan yang rusak di Kalimantan Barat," kata Lasarus.
Lasarus menjelaskan bahwa jalan rusak tersebut masih berstatus jalan Pemerintah Daerah. Namun, dia telah mengusulkan perbaikan jalan tersebut diambil alih oleh pemerintah pusat melalui instruksi Presiden (Inpres).
"Jalan ini masih menjadi tanggung jawab Pemda saat ini, makanya setelah menerima kabar ini saya langsung meminta pemerintah pusat untuk bertindak. Tolonglah Bu Menteri Keuangan, tanda tangani usulan Inpres terhadap jalan ini. Mau berapa banyak lagi nyawa yang harus hilang?" paparnya.
Lasarus juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga Muhammad Fahmi sebagai Ketua Komisi V DPR RI yang membidangi urusan pembangunan infrastruktur jalan.
Dia merasa turut bertanggung jawab atas kegagalan pemerintah daerah dalam menangani kondisi jalan rusak tersebut.
"Walaupun jalan rusak ini masih menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sebagai Ketua Komisi V DPR RI, saya memohon maaf kepada keluarga dan dari hati yang paling dalam saya mengucapkan turut berduka cita," lanjutnya.
Lasarus berkomitmen untuk memastikan masalah perbaikan jalan tersebut dapat segera terealisasi dalam waktu dekat melalui berbagai upaya yang dia perjuangkan.
Sebelumnya, seorang bayi berusia lima bulan dilaporkan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju RSUD Agoesdjam, Ketapang, Kalimantan Barat.
Bayi tersebut dirujuk dari Puskesmas Kendawangan akibat kondisi kesehatan yang memburuk. Nova (37), anggota keluarga, menceritakan perjuangan berat mereka kepada wartawan.
"Awalnya, bayi dirawat di Puskesmas Kendawangan sejak Rabu (24/7/2024) pukul 04.00 WIB karena demam tinggi, flu, dan kejang-kejang," ungkap Nova dengan air mata menggenang.
Keputusan untuk merujuk bayi tersebut ke RSUD Agoesdjam diambil oleh petugas medis Puskesmas Kendawangan setelah kondisinya semakin kritis.
Namun, harapan akan pertolongan di rumah sakit pupus di tengah perjalanan. Jalanan yang rusak parah menjadi penghalang besar, menghambat laju kendaraan ambulans.
"Pukul 06.30 WIB kami berangkat dengan didampingi perawat, namun sekitar satu jam kemudian, bayi itu sudah tidak bernyawa lagi," cerita Nova dengan suara bergetar, menahan tangis.
Kejadian ini memicu seruan mendesak dari Nova kepada pemerintah setempat untuk segera memperbaiki kondisi jalan yang sudah lama rusak.
"Ini memang sudah takdir Tuhan, tapi jalan yang rusak sangat menghambat upaya kita untuk menyelamatkan nyawa," tegas Nova dengan nada penuh harap.
Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira, turut mengungkapkan rasa duka mendalam atas kejadian tragis ini. Feria menjelaskan bahwa bayi tersebut menderita pneumonia berat, sepsis, dan penyakit jantung bawaan.
Saat dirujuk ke RSUD Agoesdjam, kondisinya sudah sangat kritis dengan kesadaran yang menurun dan saturasi oksigen yang rendah.
"Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit, bayi itu sudah dilengkapi dengan peralatan medis seperti alat oksigen, namun sayangnya nyawa tidak dapat tertolong lagi," ucap Feria. (*)