KETIK, SURABAYA – Batik Indonesia memiliki beragam corak dan motif tergantung dengan asal daerahnya. Bangkalan merupakan salah satu daerah penghasil batik yang cukup terkenal di Jawa Timur, Batik Bangkalan bahkan telah ada sejak abad ke-16.
Batik Bangkalan memiliki keunikan dari proses pewarnaannya yang dilakukan dengan cara merendam kain ke dalam wadah sejenis gentong. Dari keunikan inilah salah satu desainer asal Bangkalan, Tri Mutmainnah ingin memperkenalkan batik asal daerahnya agar lebih dikenal lagi.
Mengangkat tema batik and coffee, koleksinya kali ini memadukan antara batik lawas gentongan dengan budaya generasi Z yang gemar pergi ke cafe. Inspirasi dari tema ini yakni berasal dari banyaknya cafe dengan berbagai spot menarik dan kopi yang enak, namun tidak dibarengi dengan penggunaan seragam batik oleh para pegawai.
"Inspirasinya dari banyaknya cafe yang saat ini bisa dibilang cukup menjamur. Namun tidak dibarengi dengan penggunaan seragam batik oleh pegawai. Menurut saya hal itu kurang menarik," jelas Tri saat ditemui di Luminor Hotel Jemursari, Jumat (6/10/2023).
Para pengunjung sedang melihat peragaan busana batik yang digelar di Luminor Hotel Jemursari. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Pada kesempatan kali ini dirinya memamerkan sekitar 4 dari 6 koleksi yang dibuatnya. Batik gentongan sendiri merupakan batik lawas yang dibuat oleh para wanita madura dikala menunggu sang suami melaut. Batik ini menandakan sang istri yang setia menunggu di rumah dikala suami mereka mencari nafkah dengan melaut.
"Jadi melalui koleksi ini, saya ingin memperkenalkan batik lawas kepada generasi muda. Jika batik ini cocok digunakan disegala kesempatan," tambahnya.
Batik gentongan sendiri merupakan salah satu jenis batik pesisir yang memiliki warna yang cerah, mencolok, dan memiliki motif dinamis. Adapun dominasi warna yang digunakan yakni kuning, hijau, merah, dan biru tua.
"Untuk tema batik and coffee ini saya menggunakan perpaduan warna coklat, sehingga terlihat kalem dan tidak terlalu mencolok," pungkasnya.(*)