KETIK, SURABAYA – Menyikapi harga telur ayam yang melonjak di pasaran, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mengungkap jika kenaikan harga di sebabkan oleh dua faktor yakni produksi dan distribusi.
Untuk faktor produksi kenaikan dipicu karena melonjaknya harga pakan,. Sedangkan faktor distribusi karena banyaknya pihak yang melakukan pendistribusian di luar permintaan pasar,. Seperti permintaan yang cukup tinggi di sejumlah instansi, lembaga, elemen atau individu.
Akibat tindakan ini membuat supply dan demand di pasar terganggu. Kondisi ini membuat harga telur terus meroket. Sejauh ini DPP IKAPPI masih belum merinci instansi mana yang meminta pengiriman di luar pasar.
"Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang biasanya didistribusikan ke pasar," kata Sekretaris jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan, Kamis (18/5/2023).
Reynaldi menambahkan dirinya meminta pemerintah segera mengambil tindakan agar kenaikan telur ini bisa segera diatasi. Sejumlah pihak menduga kenaikan harga ini salah satunya disebabkan peningkatan kebutuhan dan pesanan nasi bungkus dan rames di masa pendaftaran bakal calon legislatif.
"Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya dan antisipasi agar kenaikan harga telur tidak terus naik," imbuhnya.
Sebelumnya masyarakat dikejutkan dengan semakin melonjaknya harga telur ayam. Per 15 Mei harga telur ayam menyentuh Rp30.923 per kg atau naik Rp214 dari hari sebelumnya. Sedangkan di pasar area Jakarta harga telur berkisar Rp28.000 hingga Rp34.000 per kg.(*)