KETIK, SURABAYA – Belum lama ini, viral kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang suami dengan ibu mertuanya sendiri. Selain itu, topik perselingkuhan beberapa public figure menjadi trending topic yang banyak dibicarakan oleh warga net di media sosial.
Warga net pun kadang turut kesal dengan pelaku perselingkuhan. Banyak yang menghujat pelaku meskipun belum tahu bagaimana permasalahan yang sebenarnya terjadi dalam hubungan mereka.
Padahal perilaku selingkuh sendiri menurut psikologi dapat dilatarbelakangi oleh berbagai motif dari pelaku perselingkuhan.
Pengertian Selingkuh
Berdasarkan artikerl dari Hertlein, Wetchler, dan Piercy (2005), selingkuh merupakan seluruh perilaku yang melanggar perjanjian, kesepakatan atau kontrak yang dimiliki antar pasangan.
Tidak hanya itu, perselingkuhan juga menyangkut hubungan seksual dengan orang lain, perilaku cybersex, melihat pornografi, keintiman secara fisik seperti berciuman dan bergandengan tangan, serta keintiman secara emosi dengan orang lain selain pasangan.
Selingkuh sebenarnya adalah masalah yang umum kita temui dalam hubungan romantis zaman sekarang. Tidak hanya di public figure saja, mungkin kita pernah menemui perilaku tersebut disekitar kita.
Belum lama ini yang sempat menghebohkan adalah kasus seorang suami yang berselingkuh dengan ibu mertuanya sendiri. Sungguh ironis bukan, meskipun semua orang setuju bahwa selingkuh adalah perbuatan yang salah, tapi pada kenyatanya masih banyak orang melakukannya.
Banyak peneliti di bidang psikologi cinta dan seksual sudah mengkaji tentang fenomana ini dan hal-hal apa saja yang bisa melatarbelakangi seseorang untuk melakukan perselingkuhan. Mari kita simak artikel berikut ini, untuk dapat lebih memahami bagaimana seseorang bisa melakukan perselingkuhan!
Tipe-Tipe Selingkuh
Menurut Hertlein, Wetchler, dan Piercy (2005) selingkuh terdiri dari 3 macam bentuk, yaitu perselingkuhan secara seksual, perselingkuhan secara emosional dan perselingkuhan secara seksual dan emosional.
Seperti perbedaan namanya, 3 bentuk perselingkuhan tersebut dibedakan oleh bentuk hubungan perselingkuhan yang terjadi. Perselingkuhan seksual ditunjukkan dengan adanya hubungan seksual dengan orang lain.
Perselingkuhan emosional ditunjukkan dengan kedekatan emosional dengan pasangan selingkuh. Yang dimaksud dengan kedekatan emosional dapat meliputi perilaku saling berbagi, memahami, persahabatan, self-esteem yang selayaknya dimiliki oleh pasangan romantis.
Selain itu, perselingkuhan emosional dilakukan tanpa adanya hubungan seksual antara pasangan selingkuh. Untuk perselingkuhan seksual dan emosional, seperti namanya perselingkuhan ini merujuk pada perselingkuhan yang meliputi kegiatan seksual dan emosional.
Penyebab Selingkuh
Menurut sebuah penelitian psikologi, sebagian besar perselingkuhan disebabkan tidak terpenuhinya ekspektasi pada beberapa aspek dalam hubungan dengan pasangan utama atau dengan kata lain merasa tidak puas (Selterman, Garcia, & Tsapelas, 2019). ketidak terpenuhinya ekspektasi tersebut yang mendorong perilaku seseorang untuk mencari kepuasan lain diluar pasangannya.
Dikutip dari Psychology Today, artikel terbaru menyebutkan bahwa teori tentang perselingkuhan bernama deficit model of infidelity, faktor utama yang mendorong perselingkuhan adalah rendahnya kepuasan dalam hubungan, timbulnya konflik dan kurangnya komunikasi. Secara umum, faktor utama penyebab perselingkuhan adalah ketidakpuasan dalam hubungan.
Perbandingan antara pria dengan wanita. Perselingkuhan yang dilakukan oleh pria sebagian besar didasari karena nafsu seksual, keinginan variasi dalam seks, dan faktor situasional. Sedangkan, perempuan lebih sering melakukan perselingkuhan dikarenakan merasa diabaikan oleh pasangan dan merasa kurang kasih sayang.
Dampak Perselingkuhan Bagi Hubungan
Dampak yang sudah jelas yang timbul akibat perselingkuhan adalah kerenggangan hubungan dengan pasangan. Individu yang bercerai akibat dari perselingkuhan memiliki tingkat kerenggangan hubungan yang tinggi.
Selain itu, perselingkuhan juga berdampak pada munculnnya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga. Sebagian besar alasan perceraian adalah ditimbulkan oleh masalah-masalah yang muncul karena perselingkuhan.
Mencegah Perselingkuhan
Sebenarnya ada beberapa cara untuk mencegah perselingkuhan terjadi dalam hubungan kamu. Menurut Fye dan Mims (2018), terdapat beberapa cara untuk mencegah terjadinya perselingkuhan dalam hubungan, yaitu sebagai berikut:
1. Membangun secure attachment atau ikatan emosional
Secure attachment memiliki korelasi positif secara signifikan dengan kepuasan hubungan dengan pasangan. Ketika individu telah memilki ikatan emosional yang aman dengan pasangannya maka ia akan merasakan bahwa kebutuhan emosionalnya telah terpenuhi dan memiliki rasa kebersamaan dengan pasangan yang tinggi sehingga tidak berkeinginan untuk mencari yang lain.
Ikatan emosional dapat dibangun dengan jalan melakukan aktivitas-aktivitas bersama, terbuka, memberikan afirmasi positif, dan menunjukkan empati kepada pasangan.
2. Sex dalam hubungan pernikahan
kepausan dalam kebutuhan seksual dengan pasangan juga turut mencegah adanya perilaku berselingkuh. Hal yang dapat ditempuh adalah dengan cara membuat kehidupan seksual lebih menarik dan terdapat ikatan emosional yang melatarbelakanginya.
3. Strategi coping dalam menghadapi masalah
Coping mengacu pada strategi yang digunakan untuk mengurangi emosi yang tidak menyenangkan atau stres. Strategi koping dapat berupa kognisi atau perilaku dan dapat bersifat individual atau sosial.
Strategi coping yang baik dapat menanggulangi permasalahan baik dari individu maupun diantara pasangan. Coping sebagai pasangan dapat dilakukan dengan cara memberikan dukungan kepada pasangan satu sama lain, memperhatikan hubungan, serta mempraktikan fleksibilitas dan adaptabilitas dalam hubungan.
Ulasan di atas adalah bahasan terkait fenomena perselingkuhan. Semoga dengan artikel diatas dapat lebih memahami mengapa suatu perilaku bisa terjadi maka ketika dihadapkan pada situasi serupa, kita diharapkan bisa mengambil sikap dan langkah yang tepat untuk menyikapinya.(*)