KETIK, SIDOARJO – Banjir yang melanda Desa Kedungbanteng surut. Meski hujan deras dan angin kencang mengguyur desa di wilayah Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, itu pada Jumat (19/1/2024), genangan air terus menyusut. Berkat bantuan puluhan pompa portabel.
Sabtu pagi kemarin (20/1/2024), jalan-jalan di kawasan Kedungbanteng dan halaman rumah warga sudah tidak tergenang air lagi. Jalan beton kering. Karena itu, warga sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Tidak terganggu banjir.
Begitu pula murid-murid sekolah. SDN Kedungbanteng dan SMPN 2 Tanggulangin sebelumnya terendam air bah. Namun, sudah tidak ada genangan lagi pada Sabtu pagi. Hanya, halaman SDN Banjarasri yang masih tergenang. Sabtu siang tim pompa dari Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Sidoarjo menyedot genangan air di kawasan Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin.
Kondisi jalan akses di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, saat banjir masih menggenang pada Kamis (18/1/2024). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Menurut Camat Tanggulangin Sabino Mariano, genangan air di kawasan Desa Kedungbanteng dipengaruhi setidaknya tiga faktor. Pertama, curah hujan yang turun. Semakin deras hujan, kemungkinan terjadinya genangan semakin besar. Namun, biasanya genangan akibat hujan ini lebih cepat surut.
Kedua, daya tampung Sungai Gedangrowo dan Sungai Kedungpeluk. Jika kedua sudah penuh, kedua sungai itu tidak akan mampu lagi menampung debit air. Air sungai pasti meluap. Kondisi sungai ini sangat dipengaruhi oleh kiriman dari daerah lain.
Ketiga, pasang-surut air laut. Saat air laut pasang, permukaan sungai akan naik. Air juga bakal masuk ke permukiman warga. Sekalipun disedot, hasilnya tidak akan maksimal. Sebab, permukaan sungai hampir sama dengan permukaan air laut.
”Kalau pas hujan deras, air kiriman datang, dan laut pasang ya bisa dibayangkan kondisinya,” jelas Camat Sabino.
Sebenarnya, ada rumah pompa yang disiapkan di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin. Pompa itu pun dioperasikan. Namun, sifatnya fungsional sesuai dengan kondisi saat itu. Jika dioperasionalkan penuh, sering ada komplain dari dari desa-desa di wilayah Kecamatan Candi.
Sebab, setelah genangan air di Desa Kedungbanteng, Tanggulanginn, disedot dengan pompa dan dibuang ke sungai, air justru bisa menggenangi desa-desa di wilayah Kecamatan Candi. Misalnya, Desa Kendal Pecabean. Termasuk, bila air laut sedang pasang dan permukaan tinggi, pompa tidak akan bekerja maksimal. Air balik lagi. Jadi, seperti hanya buang-buang bahan bakar.
”Sejauh ini, pompa itu tetap beroperasi secara fungsional,” terang Camat Sabino.
Tim Pompa PU BMSDA Sidoarjo yang dipimpin Kabid Ketahanan Drainase Wahib Achmadi berjuang all out untuk mengatasi banjir di kawasan Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, dan sekitarnya. Total tim mengoperasikan 26 unit pompa. Baik pompa mobile, blower, dan alkon.
Puluhan pompa itu disebar ke wilayah sekitar Dam Kedungpeluk, Desa Kedungbanteng, Desa Banjarasri, Desa Banjarpanji, dan Desa Penatarsewu, Kecamatan Tanggulangin. Pemerintah Desa Kedungbanteng, Banjarpanji, Banjarasri, serta Forkompimka Tanggulangin bekerja keras dengan tim pompa dari PU BM SDA Sidoarjo mengatasi banjir.
Semua ikut membantu mengatasi banjir. Stand by siang dan malam. Pada Jumat siang dan malam, mereka bergotong royong. Ada pula bantuan dua pompa mobile dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas. Kerja keras berbagai pihak selama beberapa hari terakhir membuahkan hasil. Saat ini, lanjut dia, banjir sudah surut.
”Alhamdulillah sekarang sudah surut,” tambah Camat Sabino. (*)