KETIK, SURABAYA – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan salah satu mitra dagang yang sangat strategis bagi Indonesia, Khususnya Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), investasi Tiongkok di Jatim pada periode tahun 2010 hingga triwulan II tahun 2023 tercatat sebanyak 23 bidang usaha yang tersebar di 8 kabupaten/ kota di Jawa Timur dengan nilai investasi sebesar US$ 490,22 juta.
Oleh sebab itu, menjaga hubungan baik dengan RRT adalah hal yang penting, agar kerja sama yang telah terjalin dapat terus dijaga dan ditingkatkan demi kesejahteraan bersama. Berangkat dari hal tersebut, Gubernur Khofifah berkomitmen untuk terus meningkatkan iklim investasi di wilayahnya. Optimisme ini tercermin dari sejumlah data yang menunjukkan tren positif.
“Investasi RRT di Jatim pada sektor industri manufaktur ini cukup strategis. Bahkan investasi ini mampu memberikan hilirisasi produk yang berdampak pada tumbuhnya perekonomian masyarakat," jelas Khofifah saat menghadiri Peringatan 74 Tahun Berdirinya The People’s Republic of China (Republik Rakyat Tiongkok) di Shangri-La Surabaya, Kamis, (21/9/2023) malam.
Khofifah menambahkan, ke depannya kerja sama antara Jawa Timur dengan RRT dapat lebih ditingkatkan lagi, mengingat beberapa kawasan industri akan hadir di Jawa Timur. Salah satunya smelter di JIIPE Gresik yang menurutnya akan menarik banyak investor, termasuk dari Tiongkok.
Sejauh ini, investasi bidang usaha terbesar RRT di Jatim secara urut berasal dari industri mineral non logam, industri makanan, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, serta perdagangan dan reparasi.
"Mudah-mudahan dengan pembangunan industri hilirisasi Smelter di JIIPE Gresik yang dibangun investor Tiongkok mampu menciptakan hilirisasi smelter foil tembaga," tambah Khofifah.
Sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, Pemprov Jatim akan terus mempermudah alur masuknya para investor melalui Jatim Online Single Submission (JOSS) untuk proses perizinan sekaligus memberikan fasilitasi dan pendampingan investor.
“Kondusifitas iklim investasi terbukti melalui nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jatim tahun 2021 di angka 7,63 lebih efisien daripada angka nasional yang tercatat 8,97,” pungkasnya.(*)