KETIK, PAGAR ALAM – "Anak sekarang lemah banget ya, dikit-dikit stress, kena marah sedikit langsung panik, tidak seperti anak-anak jaman dahulu kuat dan tahan banting."
"Anak-anak sekarang seperti tidak tahan tekanan, gampang sekali stress jika mendapatkan masalah tidak kuat dan tahan banting."
Keluhan atau ucapan seperti ini kerap kita dengar untuk mengomentari daya tahan anak zaman sekarang.
Terlepas benar tidaknya anggapan tersebut, namun pembahasan tentang daya tahan anak dalam menghadapi masalah menarik untuk dihahas. Hal ini untuk mengarahkan pola parenting agar bisa kuat dan tahan banting.
Sebagaimana dilansir KETIK.co.id melalui kanal Instagram @talkparenting. Rabu, 22 Mei 2024.
Menurut American Psychological Association, kita perlu tahu dan paham tentang Resiliensi.
Resiliensi adalah kemampuan untuk bisa beradaptasi dan bangkit dengan baik dalam menghadapi tantangan dan kesulitan yang sedang dihadapi.
Resiliensi ini ternyata sangat pengting banget diajarkan pada anak-anak sejak usia dini, agar bisa dijadikan bekal untuk anak kita dewasa nantinya.
Menurut Psikolog Anita Carolina, mengapa Resiliensi itu penting?
Karena membantu anak mengantisipasi maupun mengenali peluang, mendorong anak mencapai goal yang di inginkan dan juga mendorong tercapainya hidup sehat dan bahagia.
Karakter resiliensi bukanlah sebuah genetik tapi perlu diasah dan dilatih pada anak, pada usia lima tahun pertama kehidupannya.
Si kecil akan banyak mengembangkan dasar-dasar kepercayaan diri yang menjadi pondasi dalam menghadapi tantangan saat tumbuh kembangnya.
Ciri anak yang Resiliensi :
- Mampu mengelola emosinya
- Berani menghadapi rasa takutnya dan mau mencoba hal baru
- Mandiri, percaya diri akan kemampuannya
- Mampu menghadapi masalah, bisa mengatasi dan memecahkan masalahnya
- Bisa beradaptasi dan bersosialisasi dalam lingkungannya
Rumus ABCDE untuk orangtua dalam menumbuhkan Resiliensi pada Anak :
A-da untuk anak, meluangkan waktu dan mendampingi anak bukan berarti mengambil alih penuh tantangan si anak sedang hadapi.
B-eri kesempatan, ciptakan lingkungan yang mendukung anak melalui tantangan dan peluang, melatih kemampuan adaptasi dan problem solving si anak.
C-intai anak tanpa syarat, menerima anak apa adanya, bukan hanya ketika mereka pintar atau sesuai harapan kita.
D-ukung secara positip, beri support secara pelan-pelan dan fokus penuh pada proses, dan damping anak menghadapi kegagalan.
E-motional dan Sosial wellbeing, latih anak untuk bisa mengelola emosinya, latih keterampilan sosial anak agar mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Aktivitas Untuk Melatih resiliensi Anak :
Usia 1-3 tahun
traveling atau berlibur, aktivitas fisik sesuai dengan usianya, buat proyek sederhana bersama keluarga, ini akan menstimulasi kreativitas dan problem solving anak.
Usia 3-6 tahun
Belajar skill baru, ikutkan anak dalam berbagai kompetisi agar semakin percaya diri, coba berbagai pengalaman baru dan sosial activity untuk meningkatkan keterampilan sosial anak.
Itulah cara untuk mendidik anak agar kuat dan tahan banting. Semoga bermanfaat.*