KETIK, SIDOARJO – Sabtu dan Minggu (7-8/10/2023) adalah hari-hari berat bagi petugas pemadam kebakaran. Sabtu petang hingga Minggu Subuh, mereka berjibaku menjinakkan si jago merah yang mengamuk di gudang pabrik kertas kawasan Kletek, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Jumlah insiden kebakaran naik berlipat ganda.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo mencatat hingga Oktober 2023 ini, terjadi sekitar 400 kebakaran. Hampir setiap hari ada kebakaran. Bahkan, pada Sabtu 7 Oktober itu, dalam sehari terjadi enam kali kebakaran. Luar biasa.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD Sidoarjo Muhammad Qodari mengatakan, Sabtu pagi itu, ada tiga kebakaran lahan kosong di Gedangan. Masing-masing di kawasan dekat Perumahan Puri Surya Jaya, Desa Gemurung, dan Desa Punggul.
Hari itu, lanjut dia, juga ada pabrik pengecatan terbakar di Wadungasih, Buduran. Sebuah ruko juga dilalap api di sekitar pabrik kawasan Wonoayu. Personel pemadam kebakaran (damkar) pun berjuang mati-matian mengatasinya. Lima kejadian hampir bersamaan.
Belum lagi sempat beristirahat, sebuah laporan masuk lagi. Sekitar pukul 18.30, ada informasi masuk. Sebuah gudang pabrik kardus di kawasan Kletek, Kecamatan Taman, dilalap api. Si jago merah berkobar-kobar. Terlihat dari jalan raya, api tengah membara. Menakutkan.
”Kami cepat-cepat meluncur ke lokasi. Anggota berusaha on time. Paling lambat 15 menit sudah harus sampai,” kata Qodari. Hampir 10 jam mereka bekerja keras menaklukkan api. Baru sekitar lepas Subuh pembahasan usai.
”Untunglah waktu itu ada bantuan PMK dari PT Santos (pabrik Kopi Kapal Api),” ungkap Qodari.
Kepala BPBD Kabupaten Sidoarjo Dwijo Prawito menyebutkan, hingga awal Oktober, jumlah insiden kebakaran lebih dari 380 titik. Kejadian terus bertambah. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022, ada lonjakan luar biasa. Waktu itu tercatat 189 kejadian.
Menurut Dwijo, tingginya angka kebakaran tidak lepas dari musim kemarau panjang. Objek yang terbakar pun beragam. Masing-masing lahan kosong terbuka, rumah-rumah warga, perkantoran, pergudangan, pabrik, dan sebagainya.
Apa penyebab utama kebakaran? Dwijo menyebutkan, yang paling banyak adalah kelalaian masyarakat. Contohnya kebakaran lahan. Biasanya ada warga yang membakar sampah kemudian ditinggal begitu saja. Tidak tahunya api terus membesar dan merembet ke mana-mana.
Untuk kebakaran rumah, terang Dwijo, biasanya terjadi akibat korsleting. Kabel-kabel listrik sudah using. Atau, satu colokan listrik dipakai untuk terlalu banyak. Ada juga akibat menyalakan lilin.
”Kami imbau masyarakat agar lebih berhat-hati. Mari bekerja sama untuk mencegah kebakaran,” ungkapnya.
BPBD Sidoarjo berusaha meningkatkan pelayanan kepada masyarakatf untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran. Di setiap kecamatan, direncanakan dibangun pos pemadam. Khususnya di wilayah-wilayah yang padat penduduk dan pabrik.
Saat ini, tambah Dwijo, jumlah Pos Damkar BPBD Sidoarjo baru ada di enam titik. Masing-masing di Waru, Buduran, Candi, Porong, Sidoarjo Kota, dan Krian. Masing-masing pos memiliki dua unit mobil PMK.
Dengan begitu, penanganan kebakaran bisa dengan sangat cepat dilakukan. Terutama saat terjadi kebakaran yang bersamaan. Pada Senin (16/10/2023) terjadi lagi insiden beruntun. Masing-masing kebakaran gudang pakan ternak di Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, sekitar pukul 02.40 dini hari.
Sebelum itu, pada Minggu (15/10/2023), juga terjadi kebakaran hebat gudang di Desa Sarirogo, Sidoarjo. Sedikitnya 5 mobil PMK dikerahkan dari Sidoarjo, Waru, Buduran, dan Krian. Gerak cepat dan sigap petugas PMK BPBD Sidoarjo berhasil memadamkan api dan mencegah terjadinya korban jiwa. (*)