KETIK, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin segera mengerahkan senjata nuklir taktisnya ke Belarusia, bulan depan. Hal ini terungkap dalam pertemuannya dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko akhir pekan kemarin.
Pekerjaan pembangunan fasilitas senjata nuklir di tetangga Moskow itu akan selesai 7-8 Juli. Setelah itu senjata nuklir taktis itu akan dipindah ke Minsk.
Langkah itu dilakukan di tengah serangan balasan Ukraina yang meningkat di beberapa sektor garis depan perang. Analis juga mengatakan ini menjadi "tekanan" baru bagi Rusia ke Barat.
"Semuanya berjalan sesuai rencana," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi saat menjamu Lukashenko di kediamannya di resor Laut Hitam Sochi, Senin (12/6/2023) dilansir CNN.
"Pada 7-8 Juli, persiapan fasilitas terkait akan selesai dan kami akan segera memulai aktivitas yang terkait dengan pengerahan senjata tersebut di wilayah Anda," tegasnya.
Senjata nuklir taktis mengarahkan ke senjata yang dimaksudkan untuk menghancurkan pasukan dan senjata musuh di medan perang. Senjata itu memiliki jangkauan yang relatif pendek dan hasil yang jauh lebih rendah daripada hulu ledak nuklir yang dipasang pada rudal strategis jarak jauh yang mampu melenyapkan seluruh kota.
Putin awalnya ingin rencana pengerahan senjata nuklir taktis ini dilakukan awal tahun ini. Hal itu sebagai peringatan bagi Amerika Serikat (AS) dan NATO karena meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina.
Rusia tidak mengatakan berapa banyak senjata nuklir yang akan dikirim ke Belarusia. Namun Washington menerka Kremlin memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis yang meliputi bom yang dapat dibawa oleh pesawat, hulu ledak untuk rudal jarak pendek dan peluru artileri.
"Putin dan bonekanya Lukashenko berencana mengerahkan senjata nuklir di Belarus sebelum KTT NATO di Vilnius pada Juli," kata pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan, Sviatlana Tsikhanouskaya.
"Ini adalah pemerasan yang kasar, upaya memaksa Eropa mundur, tetapi kami tidak dapat membiarkan diktator menghindari hukuman atas pemerasan nuklir," tambahnya.
Sebelumnya, Rusia menggunakan wilayah Belarusia untuk mengirim pasukannya ke Ukraina di awal serangan Putin ke Kyiv. Februari 2022. Rusia menyimpan pasukan dan senjata di wilayah sekutunya. (*)