KETIK, BATU – Achmad Fachrezi, atlet selam Kota Batu meraih medali perunggu dari cabang olahraga selam nomor 100 Biffin Men dalam PON Aceh-Sumut 2024 pada Rabu, 11 September 2024 kemarin.
Kemenangan ini disambut gegap gempita kontingen selam Jawa Timur. Itu karena Rezi yang merupakan warga Kauman, Kelurahan Sisir Kota Batu ini masih berusia 18 tahun dan merupakan atlet pendatang baru di PON.
Yang membanggakan, lawan yang harus dihadapi Fachrezi di PON adalah atlet yang tahun lalu meraih juara Sea Games dan satu lagi merupakan atlet Pelatnas.
Pelatih Rezi, Nafa Amadea mengatakan, meski pendatang baru Fachrezi bisa mendampingi atlet DKI yang memperoleh medali emas dan atlet Jabar yang meraih medali perak.
"Penampilan Rezi sangat bagus sekali, karena yang dapat emas dan perak itu memang atlet pelatnas dan juara Sea Games," katanya, Kamis 12 September 2024.
Menurut Nafa, Kolam Tirta Raya, Banda Aceh menjadi saksi bagaimana Rezi bisa menyaingi para seniornya sekaligus mencatatkan waktu terbaiknya saat final dengan catatan waktu 44.10 menyalip catatan waktu terbaiknya sendiri yakni 45.87 detik.
Dikatakannya, Rezi bersyukur bisa mempersembahkan medali perunggu di laga perdananya di PON. Hal ini memang sudah menjadi targetnya.
"Alhamdulillah sudah sesuai target saya. Salah satunya saya ingin memecahkan best time saya sendiri, dan alhamdulillah bisa memecahkannya," ujar Rezi.
Terlebih, yang membuatnya bangga dan terharu ia bisa mendapatkan kesempatan besar, bisa turun di nomor individu.
Banyak tahapan yang dilakukan Rezi. Ia pun tidak menyangka bisa masuk dalam Puslat Selam Provinsi Jatim. Sebenarnya saat ini ia sedang mempersiapkan diri mengikuti Porprov Jatim tahun 2025 mewakili Kota Batu.
"Mendadak saya ditelepon pelatih saya sebelum Pra PON lalu. Saya langsung meng iyakan karena salah satu kesempatan besar juga bagi saya. Saya tidak mau menyia nyiakan kesempatan ini," ujar Rezi.
Ia pun mengikuti Pra PON, Kejurda hingga Kejurnas. Sebelum berlaga di PON, Rezi mengikuti training center di Australia selama dua bulan.
Siswa MAN Kota Batu ini membenarkan bahwa memang ada perasaan senang dan sedih yang berkecamuk. "Senangnya bisa bareng-bareng tim berlatih bersama di luar negeri, sedihnya kadang merasa capek," ujarnya.
Porsi latihan yang harus dilahap pun begitu banyak, setiap hari ia harus latihan kolam sebanyak 4 kali selama 6 hari belum latihan darat.
"Full rest hanya hari Minggu. Tantangan terbesar memang dari diri saya sendiri. Sering minder, nervous, karena mikir, musuh saya atlet sea games. Peraih medali emas sea games," lanjut Rezi.
"Alhamdulillah saya dimotivasi senior, pelatih pengurus , dan teman sebaya saya. Dikuatkan banyak yang mensupport, mendoakan, sehingga saya jadi optimis," tandasnya.(*)