KETIK, MALANG – Masalah kemacetan di Kota Malang masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat maupun pemerintah daerah. Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengungkapkan penuntasan masalah tersebut tidak dapat dilakukan secara sporadis.
Menurutnya, diperlukan keterlibatan antara Pemkab Malang dan Pemkot Batu, untuk merancang masterplan transportasi. Melalui masterplan tersebut diharapkan berhasil menuntaskan persoalan kemacetan secara bertahap.
"Sama minta Pak Sekretaris Daerah dan DPRD Kota Malang untuk duduk bersama dengan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) untuk Kota Malang yang lebih baik kedepan. Pembuatan masterplan harus ada dasar yang jelas tidak sporadis, tidak ujug-ujug menutup sini, buat begini, itu tidak bisa," ujar Wahyu pada Rabu (22/11/2023).
Wahyu juga menyebut bahwa di dalam masterplan transportasi nantinya termasuk untuk membahas manajemen rekayasa lalu lintas yang komprehensif. Pasalnya persoalan kemacetan juga meliputi banyak aspek, mulai dari tata ruang, perubahan penggunaan lahan, hingga dampak yang timbul dari sektor industri, pendidikan dan perdagangan.
"Usulan saya saat pertama kali masuk, kan banyak permasalahan soal kemacetan, satu arah, kemudian juga beberapa hal terkait dengan transportasi. Nah, transportasi ini kita tidak bisa merencanakan dalam satu ruas, tidak sporadis dan harus bersamaan. Transportasi juga kan berkaitan dengan tata ruang, perubahan dari penggunaan lahan. Di sana ada industri, pendidikan, perdagangan, itu juga jadi penyebab," jelasnya.
Wahyu meyakini bahwa rencana masterplan dapat segera terealisasi di tahun 2024 mendatang. Hal tersebut didasarkan pada kebijakan yang tidak dapat ditentukan hanya dengan satu arah pembahasan.
"Untuk menentukan jalan satu arah, kemacetan, itu kita harus duduk bersama dan harus komprehensif. Malah kalau bisa tidak hanya satu wilayah kita saja namun Kabupaten Malang dan Kota Batu, itu kita duduk bersama. Tidak bisa kebijakan untuk menentukan bahwa ini macet harus seperti ini kemudian satu arah harus begini, makanya ada masterplan transportasi," ucap Wahyu.
Wahyu juga menyoroti dalam masterplan akan memperhatikan sistem transportasi yang tidak menyasar pergerakan transportasi pribadi namun juga transportasi publik. Termasuk penggunaan hotline sebagai bahan pertimbangan untuk dicantumkan dalam sistem transportasi.
"Salah satu outputnya nanti akan ada bagaimana pergerakan lalu lintas. Tidak hanya pergerakan privat tapi juga publik. Karena pertimbangannya angkot sekarang sudah banyak orang yang tidak tertarik. Menggunakan hotline menjadi satu pertimbangan kita, itu terintegrasi semua," tutupnya. (*)