KETIK, MALANG – Banyak cara unik yang dilakukan warga Kota Malang untuk memanfaatkan keramaian Kayutangan Heritage. Salah satunya dilakukan oleh Madeva, warga Kedungkandang yang mengajak pengunjung keliling kota dengan dokar miliknya.
Ia mengaku baru membuka usaha dokarnya di Kayutangan Heritage sejak setahun yang lalu. Pengunjung diajak berkeliling dari Kayutangan Heritage menuju Jalan Kawi, lalu belok di sekitar Sarinah dan kembali ke Kayutangan Heritage.
Menurutnya banyak pengunjung yang rela mengantre untuk main kereta kudanya itu. Untuk satu orangnya ia kenakan tarif Rp 10.000 dalam satu kali putaran.
"Penumpang belum sampai ratusan per harinya. Kami muter sini di Jalan Kawi. Pengunjung alhamdulillah ramai dan banyak peminatnya karena kita merangkul terutama di kelas bawah," ujar Madeva.
Membuka jasa dokar juga ia jadikan sebagai ajang edukasi bagi masyarakat. Ia merasa senang banyak pengunjung yang bisa melihat kuda miliknya tanpa perlu jauh-jauh ke tempat wisata dengan harga yang kurang terjangkau.
"Apalagi yang datang kebanyakan dari rombongan keluarga sama anak-anak. Sehingga sekalian untuk edukasi bahwa ada angkutan jaman dulu pakai kuda. Saya juga memperkenalkan kuda dan gratis kalau lihat. Dari pada ke tempat wisata harus bayar ratusan ribu. Lalu kita ajak pengunjung di sini untuk memperkenalkan destinasi di Kayutangan," jelasnya.
Ia berharap Pemerintah Kota Malang memperbolehkannya menambah satu lagi angkutan dokar di Kayutangan. Terlebih hadirnya dokar juga dapat membuka sedikit lapangan pekerjaan khususnya bagi kusir muda.
"Prinsip saya cuma buat lapangan kerja untuk anak-anak yang punya keahlian di situ. Kan juga langka kusir sekarang. Baru dua kusir yang kami pekerjakan, kita buat gantian," ucapnya.
Meskipun penghasilan yang didapatkan tidak terlalu banyak, namun setidaknya mencukupi untuk biaya perawatan kuda dan juga upah kusir.
Biasanya Maldeva datang dengan kudanya setelah adzan Maghrib hingga Kayutangan Heritage tutup.
"Datangnya ke sini habis maghrib sampai Kayutangan tutup. Kudanya dipulangkan ke Kedungkandang, enggak diangkut jadi jalan saja karna dekat, paling hanya setengah jam perjalanan," tutupnya. (*)