KETIK, TUBAN – Kegiatan Gerakan pangan murah bertempat di halaman Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dimanfaatkan oleh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Tuban.
Kegiatan ketersedian bahan pokok yang bekerjasama dengan Bulog itu, seyogyanya diperuntukkan kalangan masyarakat tidak mampu. Namun nyatanya justru sebaliknya, yakni dinikmati ASN setempat.
Hal ini lantaran minimnya informasi gerakan pangan murah tersebut membuat masyarakat umum tidak tahu. Akibatnya, komoditas seperti beras, bawang merah, bawang putih, dan telur dengan harga murah atau di bawah harga pasar ini dibeli sendiri ASN Dinas DKP2P.
“Terbatasnya informasi tentang pangan murah, membuat masyarakat tidak banyak tahu serta sedikit sekali yang datang. Sehingga bahan kebutuhan pokok harga murah dengan selisih dari kisaran Rp 3.000 dari harga normal itu, akhirnya diborong PNS di lingkup Pemkab Tuban,” kata pria berinisial S (32) yang rumahnya berdekatan dengan Dinas DKP2P.
Suasana Gerakan pangan murah dengan Bulog nampak seragam ASN. (19/10/2023)(Foto Istimewa/Ketik.co.id)
Terpisah, Kepala DKP2P Tuban Eko Julianto mengatakan perihal para ASN turut memborong bahan kebutuhan pokok murah itu, kata dia tidak masalah. Sebab tidak ada larangan ASN untuk tidak ikut belanja di gerakan pangan murah diadakan instansinya.
“Gerakan pangan murah sudah kami umumkan di website Kominfo untuk umum. Karena untuk umum, jadi tidak ada pembatasan. ASN boleh ikut beli. Kami akui ada ASN yang beli, tapi masyarakat juga ada. Itu beli kok, bukan cuma-cuma, tapi harga lebih miring,” ucap Eko Julianto, Rabu (18/10/2023).
Meski diperbolehkan, kata Eko, pihaknya membatasi pembelian bahan kebutuhan pokok terhadap ASN. Dia memastikan, ASN yang ikut belanja di gerakan pangan murah bukan dari instansinya, melainkan dari instansi lain di lingkup Pemkab Tuban.
“Kalau ASN dari luar. Teman-teman dinas pertanian hanya sebagai petugas dan melayani pembelian saja,” imbuhnya.
Eko menjelaskan, gerakan pangan murah ini tujuannya untuk menstabilkan harga pangan. Beras medium dijual Rp 10.100 per kilogram. Sementara harga pasaran Rp 13.000 per kilogram. Bawang merah Rp 15.000 per kilogram, dari harga pasaran Rp 18.000 per kilogram.
Komoditas lain, bawang putih Rp 29.000 per kilogram, dari harga pasaran Rp 30.000 per kilogram. Kemudian harga telur Rp 22.500 per kilogram, dari harga pasaran Rp 23.500 ribu.
“Perlu dicatat gerakan pangan murah ini beli untuk umum. Bukan gratisan,” tutupnya. (*)