Angka Prevalensi Stunting Jatim Turun Menjadi 19,2 persen

Jurnalis: Husni Habib
Editor: M. Rifat

11 Februari 2023 08:52 11 Feb 2023 08:52

Thumbnail Angka Prevalensi Stunting Jatim Turun Menjadi 19,2 persen Watermark Ketik
Gubernur Jatim Khofifah memukul gong tanda dibukanya program edukasi 1000 bidan untuk intervensi angka stunting di jatim. (Foto: Humas Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA – Dalam upaya menekan angka stunting di Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja keras dengan berbagai program yang telah dicanangkan. Salah satunya adalah menekankan pentingnya peran bidan untuk mengintervensi para keluarga dalam upaya pencegahan stunting di 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Para bidan dapat memberi penyuluhan terkait pola asuh yang benar bagi para ibu. Apabila para ibu mengonsumsi nutrisi yang cukup dengan pola hidup sehat, serta anak diasuh dengan penuh kasih sayang serta gizi tercukupi, maka risiko stunting dapat dihindari atau bahkan dihilangkan.

Hal itu disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat memberikan pengarahan dalam Program Edukasi 1.000 Bidan dan Intervensi Stunting bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, di Dyandra Convention Center Surabaya pada Sabtu (11/2).

"Ada tugas besar yang harus kita tuntaskan. Ini tugas di antara kita semua. Harus terbangun sinergi yang sangat bagus antar berbagai pihak. Bidan berada di posisi yang tepat untuk mengemban peran ini," ujarnya.

Khofifah melanjutkan, prevalensi stunting di Jawa Timur butuh percepatan untuk mencapai target 14%  di tahun 2024. Diketahui, berdasarkan data Suvei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, saat ini tingkat stunting Jatim berada di angka 19,2%.

"Bidan ini peranannya sangat signifikan dalam penurunan angka stunting pada anak. Bidan adalah garda terdepan, ujung tombak tenaga kesehatan. Merekalah yang selalu mendampingi para ibu, baik semenjak awal kehamilan sampai sang anak mencapai usia lima tahun," katanya.

Apalagi, dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, sasaran prioritas upaya percepatan pencegahan stunting menyasar kelompok prioritas yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-23 bulan, atau disebut rumah tangga 1.000 Hari Pasca Kelahiran (HPK). Kelompok ini secara rutin bertemu dengan para bidan untuk memantau kesehatan sang anak.

Kelala BKKBN RI Hasto Wardoyo pun menegaskan pentingnya peran bidan dalam penurunan stunting. Karena peran bidan dalam mendampingi dan memberikan penyuluhan pada ibu hamil, tingkat stunting di Jawa Timur saat ini  bisa turun di bawah 20%.

"Ada yang bilang bidan bukan segalanya, tapi tanpa bidan BKKBN bukan apa-apa. Jatim mengalami penurunan yang sangat signifikan, yaitu turun 4.2% menjadi 19,2% pada tahun 2022, angka ini di bawah 20% dari sebelumnya. WHO mengamanahkan bahwa maksimal angka stunting adalah 20%. Sebagai provinsi yang angka stuntingnya besar, tapi bisa turun di bawah 20%, saya rasa ini perkembangan besar," pujinya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Stunting Anak anak gizi Bidan Pemprov Jatim Khofifah kesehatan