KETIK, SURABAYA – Angka kemiskinan di Jawa Timur alami penurunan sebanyak 3,98 persen atau menjadi 9,79 persen penduduk di 2024. Jumlah penurunan ini terjadi karena beberapa faktor termasuk dampak bantuan untuk masyarakat kurang mampu dari pemerintan pusat dan daerah.
"Meskipun tidak terlalu besar tapi jumlah itu tertinggi dari provinsi lainnya yang membuat angka kemiskinan ekstrim semakin menurun setiap tahunnya," ucap Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono usai menghadairi penyampaian hasil data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Senin (1/7/2024).
Penurunan angka kemiskinan ekstrim ini, Pemprov Jatim klaim bentuk kerja terintegrasi antara pemerintah daerah dengan pusat. "Pemberian modal dan pemberdayaan ekonomi menjadi salah satu langkah angka kemiskinan semakin lama semakin berkurang di Jatim," bebernya.
Adhy menyebut jika angka kemiskinan terjadi dipengaruhi dengan faktor lingkungan perumahan sehingga PU Cipta Karya melakukan rehabilitasi kawasan kumuhnya.
"Ini kami berintegrasi dengan Kodam dan PU Cipta Karya untuk mengubah lingkungan perumahan untuk meningkatkan rasa kepedulian dengan masyarakat sekiar sehingga angka kemiskinan ini bisa turun," bebernya.
Berdasarkan data dari BPS Jatim, Adhy mengetahui kantong kemiskinan yang terjadi di Jatim. Beberapa daerah yang masih merah atau kemiskinan ekstrim masih banyak terjadi di Tapal Kuda seperti Probolinggo, Sampang dan Pamekasan.
"Jadi nanti jika ada program pemerintah kami prioritaskan di daerah tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrim di daerah itu," ucapnya.
Dengan data yang diperoleh BPS Jatim, Adhy yakin membawa Jawa Timur bebas kemiskinan Ekstrim pada 2024 ini. "Data ini diperoleh bulan Juni, jadi kami yakin dan percaya pada akhir 2024 kami bisa membuat Jatim terbebas dari kemiskinan," terangnya. (*)