KETIK, SURABAYA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Sidoarjo, mencatat bahwa pada musim pancaroba bulan Oktober ini terjadi embusan angin muson. Angin ini biasa dinamakan angin timuran yang asalnya dari Benua Australia.
Di Kota Surabaya dan sekitarnya pada siang hari, suhu udara mencapai 33 hingga 36 derajat Celcius. Sedangkan pada malam hari suhu udara bisa mencapai 33 derajat Celsius, sehingga terasa gerah dan jarang terjadi tiupan angin.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Diah Novita menjelaskan bahwa pada musim pancaroba ini masih dimungkinkan turun hujan. Intensitas hujan bisa sedang maupun deras.
"Bulan Oktober masih masa pancaroba," kata Diah Novita pada Selasa, 8 Oktober 2024
Angin muson timur yang berasal dari Benua Australia berdampak bagi petani karena menimbulkan curah hujan rendah.
Ketika angin muson timur terjadi, maka penjemuran tanaman-tanaman dapat dilakukan dengan tenang. Sebab, hujan lebat diprediksi tidak akan terjadi.
Angin muson timur terjadi karena perbedaan tekanan udara Benua Australia dan Benua Asia.
Sedangkan angin muson barat sangat menguntungkan wilayah Indonesia. Sebab, di wilayah ini mengalami musim penghujan. Angin muson barat bertiup dari Benua Asia menuju Austrasila.
Sementara itu, pada musim pancaroba ini posisi matahari bergerak menuju selatan. Sedangkan pada tanggal 10 hingga 14 Oktober, posisi matahari berada di Jawa Timur.
Adanya pergerakan matahari tersebut tidak menutup kemungkinan di provinsi ini suhu udaranya panas.
Mengenai fenomena La Lina, terjadi secara periodik di Samudera Pasifik. Fenomena tersebut menyebabkan suhu muka laut di wilayah tersebut mengalami penurunan sehingga udara terasa lebih dingin dari biasanya.
"La Nina sampai bulan Oktober ini terpantai masih netral," tandas Diah.(*)