KETIK, JAKARTA – Sejak dibeli oleh Elon Musk pada tahun 2022 lalu, Twitter terus berbenah guna memberikan pengalaman yang baik bagi para penggunanya. Salah satunya mengenai aplikasi pihak ketiga.
Sejak pekan lalu beberapa aplikasi pihak ketiga mengalami kendala untuk mengakses Twitter. Beberapa aplikasi pihak ketiga seperti Tweetbot, Twitterific, dan Fenix dilaporkan mengalami kendala akses sejak Kamis (12/01/2023) kemarin. Para pengguna mengalami kesulitan saat login dan autentikasi akun Twitter-nya.
Menanggapi hal tersebut, Twitter akhirnya buka suara. Melalui sebuah unggahannya, Twitter menyebutkan bahwa penyebab beberapa aplikasi tak bisa mengakses Twitter adalah karena mereka tengah menegakkan aturan API mereka.
Menyusul laporan The Information yang menyebut bahwa pemutusan akses aplikasi pihak ketiga tersebut memang "disengaja" oleh Twitter.
Akibat kebijakan ini para developer aplikasi mengaku menyayangkan keputusan ini. Salah satu pengembang Craig Hockenbery, pembuat Twitterific, mengungkap bahwa mereka belum mendengar alasan lebih jauh terkait alasan API tersebut. Banyak pihak yang mempertanyakan alasan tersebut.
Terlebih, pihak Twitter juga tidak membahas alasan kenapa beberapa aplikasi Twitter pihak ketiga dengan trafik rendah hingga kini masih bisa diakses.
Selain itu banyak dari aplikasi pihak ketiga yang sudah bekerja lama dengan Twitter, bahkan hingga puluhan tahun. Twitterific sudah menjalin kerja sama dengan Twitter selama 16 tahun terakhir sementara Tweetbot juga sudah menjalin kemitraan sejak 10 tahun terakhir.
Para developer aplikasi tersebut mengaku terus mematuhi API Twitter sejak dulu dan tak pernah ada masalah.
"Jika ada aturan yang harus kami patuhi, kami akan dengan senang hati melakukannya, jika memungkinkan. Tapi kami perlu tahu apa itu (isi aturannya)," tutur developer Tweetbot.
Salah satu penyebab yang ditengarai diambilnya kebijakan ini adalah karena banyak dari aplikasi pihak ketiga ini yang tidak menampilkan iklan. Padahal seperti yang kita tahu jika saat ini Twitter tengah gencar mencari profit ditengah ekonomi global yang sedang tidak stabil.(*)