KETIK, JAKARTA – Kasus overdosis fentanil di Amerika Serikat (AS) menjadi sangat buruk sehingga beberapa kamar mayat kehabisan ruang. Fentanil merupakan obat antinyeri golongan opioid yang bekerja dengan cara memblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf yang menuju otak.
Dari 6.000 kematian opioid sintetik pada 2015 naik menjadi lebih dari 63 ribu pada 2021. Penyebab utamanya adalah overdosis fentanil.
Sebenarnya apa itu fentanil?
Fentanil merupakan suatu obat yang dikembangkan untuk mengobati rasa sakit yang hebat akibat penyakit seperti kanker. Penggunaan fentanil dalam dosis kecil dapat berakibat fatal karena obat ini 50 kali lebih kuat dari heroin.
Menurut Badan Penegakan Narkotika Amerika Serikat menyebut bahwa fentanil dengan cepat menjadi obat mematikan di Amerika Serikat. Tak hanya itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebut bahwa ada tahun 2021, dua pertiga dari 107.000 kematian overdosis disebabkan oleh opioid sintetik seperti fentanil.
Seperti morfin, morfin adalah obat yang biasanya digunakan untuk mengobati pasien dengan nyeri hebat, terutama setelah operasi. Kadang juga digunakan untuk mengobati pasien dengan nyeri kronis yang secara fisik toleran terhadap opioid lain. Toleransi terjadi ketika Anda membutuhkan dosis yang lebih tinggi. dan/atau jumlah obat yang lebih sering untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
Saat diresepkan oleh dokter, fentanil dapat diberikan sebagai suntikan, patch yang dioleskan pada kulit seseorang, atau sebagai tablet hisap yang dihisap seperti obat batuk. Fentanil yang digunakan secara ilegal yang paling sering dikaitkan dengan overdosis baru-baru ini dibuat di laboratorium. Fentanil sintetis ini dijual secara ilegal dalam bentuk bubuk, diteteskan ke kertas tinta, dimasukkan ke dalam penetes mata dan semprotan hidung, atau dibuat menjadi pil yang terlihat seperti resep opioid lainnya.
Beberapa pengedar narkotika mencampur fentanil dengan obat lain, seperti heroin, kokain, metamfetamin, dan MDMA. Ini karena dibutuhkan sangat sedikit untuk menghasilkan fentanil yang tinggi, menjadikannya pilihan yang lebih murah.
Ini sangat berisiko ketika orang yang memakai narkotika tidak menyadari bahwa zat yang digunakan mungkin mengandung fentanil sebagai zat adiktif yang murah tapi berbahaya. Mereka mungkin menggunakan opioid yang lebih kuat daripada yang biasa digunakan tubuh mereka dan kemungkinan besar akan overdosis.
Bahaya fentanil
Tercatat sebanyak sekitar 2.000 tunawisma meninggal. Departemen Kesehatan Masyarakat Los Angeles County melaporkan angka kematian tunawisma itu mengalami peningkatan sebanyak 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Bagi mereka yang mengonsumsi fentanil akan mengalami ketergantungan. Mereka bakal tidur, kemudian akan merasakan sakau karena fentanil. Kondisi tersebut bersifat permanen.
Fentanil sangat adiktif. Obat ini telah 'menghantui' seluruh Amerika Serikat dan berdampak pada semakin banyaknya orang yang hidup di jalanan Los Angeles.
Efek Fentanil termasuk kebahagiaan yang luar biasa, rasa kantuk, mual, kebingungan, sembelit, sedasi, masalah pernapasan dan ketidaksadaran. Bahkan seseorang dapat overdosis pada fentanil. Overdosis terjadi ketika zat yang dikonsumsi menghasilkan efek samping yang serius dan gejala yang mengancam jiwa.
Ketika orang overdosis pada fentanil, pernapasan mereka bisa melambat atau berhenti. Hal ini dapat menurunkan jumlah oksigen yang mencapai otak, suatu kondisi yang disebut hipoksia. Hipoksia dapat menyebabkan koma dan kerusakan otak permanen, bahkan kematian.
Fentanil membuat ketergantungan karena potensinya. Seseorang yang menggunakan resep fentanil sesuai petunjuk dokter dapat mengalami ketergantungan, yang ditandai dengan gejala putus obat saat obat dihentikan.
Seseorang dapat bergantung pada suatu zat tanpa kecanduan, tetapi ketergantungan terkadang dapat menyebabkan kecanduan. Untuk mengatasi kecanduan, peran rehabilitasi narkoba sangat penting sebagai upaya pemulihan. (*)