KETIK, BANDUNG – Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Najib Qodratullah mengingatkan masyarakat akan pentingnya cara hidup berekonomi menggunakan prinsip-prinsip syariah.
Menurut Najib, ekonomi syariah ini penting agar penduduk Indonesia yang mayoritas muslim ini tidak terjebak ke dalam praktek-praktek riba.
Hal itu dikatakan Najib dalam "Saresehan Keuangan Syariah” yang digelar Pemuda Muhammadiyah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Bjb Syariah, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/6/2023).
Tapi sampai saat ini, tukas Najib, masih sangat sedikit yang mengakses perbankan syariah. Karena mungkin masih banyak yang belum tahu betul perbedaan antara lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan konvensional misalnya.
"Sebenarnya banyak manfaat bank syariah belum diketahui secara utuh oleh masyarakat. Karena itu dalam Saresehan Keuangan Syariah ini kita undang juga Bank Bjb Syariah untuk menjelaskan secara teknis," kata Najib.
Ia mengaku selaku anggota Komisi XI DPR RI dirinya terus bersemangat untuk mensosialisasikan dan mengedukasi literasi keuangan syariah ke masyarakat.
"Tujuannya untuk mengikis sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan, kita kikis praktek riba, agar masyarakat tidak terjerat riba, tidak lagi terjebak yang namanya rentenir Bank Emok (bank keliling), terutama ke kalangan ibu-ibu," tandas anggota Fraksi PAN DPR RI ini.
Ahmad Najib Qodratullah (tengah) foto bersama peserta. (Foto: Iwa/Ketik.co.id)
Sosialisasi lterasi keuangan juga diperlukan agar peserta khususnya ibu-ibu bisa lebih mengelola keuangan rumah tangga dengan lebih baik dan lebih disiplin dalam mengelola keuangan rumah tangga agar tidak bocor.
"Karena itu Muhammadiyah jangan diam membiarkan saja kalau di lingkungannya masih ada yang terjerat pratik riba, rentenir atau Bank Emok. Bahkan sekarang makin marang pinjaman online (pinjol), baik pinjol ilegal maupun pinjol yang legal. Padahal kadernya mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk memberantas penyakit riba," pesan Najib.
Bukan kampanye keuangan syariah saja, dengan menggandeng lembaga keuangan syariah seperti Bank Bjb Syariah dan Bank Indonesia serta OJK, Najib pun berencana untuk mendirikan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) bersama Muhammadiyah, sebagai lembaga keuangan sosial syariah.
"Tapi kita atur sedemikian rupa nantinya dan disiapkan koridornya, agar jangan sampai BMT yang didirikan ini nantinya bertabrakan dengan lembaga keuangan yang sudah ada atau sudah berdiri seperti koperasi di Muhammadiyah," tukasnya.
Kepada ratusan peserta saresehan yang hadir, Najib menyampaikan Muhammadiyah sudah cukup kuat membantu pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan dan pendidikan.
"Yang belum optimal digarap Muhammadiyah itu di bidang ekonomi. Karena itu nanti kita akan buat BMT agar keuangan syariah ini bisa lebih mudah diakses oleh umat," imbuhnya.
Bukan hanya pendirian lembaga keuangan syariahnya saja, tapi juga akan melatih kader-kader Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya untuk menjadi instruktur keuangan syariah.
"Sehingga ke depan Muhammadiyah melahirkan agen-agen pengusaha dan kader-kader tangguh dalam berwirausaha," pungkas Najib. (*)