KETIK, JAKARTA – Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa untuk dijadikan objek penelitian maupun wisata. Sebut saja dua danau yang ada di Sulawesi telah dimasukkan dalam sepuluh danau purba dunia.
Sejumlah ilmuwan telah menetapkan sepuluh danau purba berdasarkan usia dan proses pembentukannya. Selain Matano dan Poso, danau purba lainnya meliputi Biwa (Jepang), Baikal (Rusia), Kaspia (Eropa), Tanganyika (Afrika Tengah), Victoria (Afrika), Malawi (Malawi dan Mozambik), Ohrid (Makedonia-Albania) dan Danau Titicaca (Amerika Latin).
Danau Matano merupakan danau tertua sekaligus terdalam di Indonesia. Usia danau di Sulawesi Selatan ini diperkirakan mencapai empat juta tahun yang lalu. Sementara titik terdalamnya mencapai 625 meter, dengan permukaan air danau 382 meter dari permukaan laut.
Kedalaman itu menempatkan Matano sebagai danau terdalam di Asia, sekaligus terdalam ke delapan di dunia. Sementara luas danau ini mencapai 164 kilometer persegi.
Kabupaten Poso, Sulwesi Tengah juga terdapat satu danau purba lainnya. Sesuai dengan nama kotanya, danau purba yang dimaksud adalah Danau Poso. Ini merupakan danau terbesar ketiga di Indonesia setelah Toba (Sumatra Utara) dan Singkarak (Sumatra Barat).
Hal yang menarik dari Danau Poso merupakan satu-satunya danau di Indonesia yang memiliki pasir berwarna keemasan. Keunikan lainnya, danau ini juga memiliki ombak layaknya laut. Air di tepi danau berwarna hijau, sedangkan di tengah danau berwarna biru.
Ilmuwan memasukkan Danau Poso sebagai danau tektonik, yang diduga terbentuk melalui proses alam. Johannes van der Wyck orang Belanda pertama yang membuktikan keberadaan Danau Poso pada 1865.
Orang Belanda lainnya, Willem Jan Maria Michielsen meneruskan ekspedisi van der Wyck untuk membuat peta dua tahun kemudian. Sayang kedua pria asal Belanda itu belum tuntas melakukan pemetaan.