KETIK, SURABAYA – Kementrian Agama (Kemenag) Jatim menggandeng Uniliver dan NGO Spekta menggelar Workshop Santri Berseri. Hal ini dilakukan untuk mengubah kebiasan santri dan santriwati di pondok pesantren untuk menerapkan hidup bersih dan sehat.
"Workshop ini memberikan pelajaran bagi santri untuk mulai mengubah kebiasaan buruk terlebih soal kebiasaan untuk menjaga kesehatan," ucap Kabid Diniyah dan Pondok Pesantren Muhammad As'adul Anam kepada Ketik.co.id di Kemenag Jatim di Jalan Raya Juanda, Selasa (13/8/2024).
As'ad menjelaskan melalui Workshop Santri Berseri ini, pihaknya mengajak pondok pesantren yang ada di Jawa Timur untuk mulai maju dan berkembang dan bisa menerima perubahan paradigma masyarakat.
"Jangan sampai pesantren yang merupakan lembaga pendidikan agama Islam asli Indonesia ini dibiarkan begitu saja, namun harus bisa berkembang lebih baik sehingga hal ini menjadi salah satu program dalam pemberdayaan pesantren," jelasnya.
As'ad mengajak pengasuh pondok pesantren untuk bisa terbuka dengan pola pengasuhan. Manajemen pesantren juga masuk dalam perubahan tersebut.
Untuk perizinan, pihak Kemenag Jatim setiap waktu melakukan kunjungan ke pesantren untuk memastikan aspek administratifnya terpenuhi.
"Selain itu memastikan prinsip-prinsip kemaslahatan ada di dalam pesantren seperti komitmen kebangsaan jadi bagian yang diperhatikan," beber As'adul Anam.
Pemaparan Workshop Santri Berseri yang digelar di Kantor Kemenag Jatim, Selasa (13/8/2024). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)
Menurutnya, di Jatim saat ini terdapat 7.009 pesantren yang tercatat di Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) atau yang sudah diurus izinnya.
"Jumlah ini selisih 1.000 dari yang ada saat ini. Jumlah santri ada 999.000 orang di Jatim, ini terbanyak nasional," ungkapnya.
Direktur Spektra Roni Sya'roni mengungkapkan, pihaknya sebagai NGO menjadi mediator dan fasilitator antara perusahaan dan pesantren serta masyarakat.
"Perusahaan punya program, pesantren punya program dan dipertemukan. Semua ini untuk pengembangan pendidikan pesantren," pungkasnya.
Sedangkan Nurdiana Darus, Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia menjelaskan, kerja sama ini sebagai bentuk kepedulian dalam institusi pendidikan seperti pesantren di Jawa Timur.
Interaksi yang intens antar para santri yang belajar dan tinggal di pondok pesantren menjadi kesempatan yang sangat baik untuk saling mencontohkan dan meniru berbagai hal positif, termasuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Sejak 2019 kami menyelenggarakan program Santri Berseri yang mengedepankan kekuatan peer-to-peer learning dalam penerapan PHBS dan personal grooming, dengan penekanan pada pentingnya kebersihan diri dan lingkungan serta konsumsi makanan bergizi seimbang,” jelas Nurdiana.(*)