KETIK, BATU – Ekspedisi masyarakat peduli lingkungan Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (Sabers Pungli) menemukan 302 titik mata air di Kota Batu. Dari jumlah itu, banyak diantaranya mengalami penurunan kualitas.
Koordinator Ekspedisi Mata Air Doddy Eko Wahyudi mengatakan ekspedisi mata air yang dilakukan bersama dengan beberapa pihak itu, salah satunya bertujuan untuk mempertahankan kondisi mata air di kota Batu baik secara kuantitas maupun kualitas air.
"Kami sudah melakukan komunikasi dengan Jasa Tirta dan BBWS Brantas sebagai salah satu stake holder yang concern terhadap sumberdaya air," katanya Rabu (21/8/2024).
Dalam Komunikasi itu, kata Doddy, ada kesepakatan untuk melakukan beberapa kegiatan dalam rangka menjaga atau revitalisasi mata air di kota Batu. Sementara, pihaknya masih butuh melanjutkan survei dalam ekspedisi tersebut.
"Temuan 302 mata air yang dirilis awal Juni lalu itu masih belum termasuk di Desa Oro-Oro Ombo dan Kelurahan Pesanggrahan," urainya.
Doddy membenarkan jika di antara 300 lebih titik itu banyak yang mulai bermasalah dalam hal kelestariannya. Baik itu penurunan debit air dari waktu ke waktu, pencemaran atau kekeruhan, juga masalah lahan hijau catchment area (daerah tangkap) yang menjadi pengikat di sekitarnya berkurang.
"Mungkin bisa digambarkan kalo hampir semua mata air yang di Kelurahan Temas, Sisir, Ngagglik ada masalah terkait itu. Untuk penurunan debit pasti ada, karena ini masuk musim kemarau, tetapi tidak sampai kering," ulasnya. (*)