KETIK, SURABAYA – Saat ini semakin banyak orang yang menderita penyakit pencernaan. Penyakit pencernaan sendiri menyumbang sebagian besar dari beban penyakit secara keseluruhan. Berdasarkan data Gastrojournal.org, pada 2019, ada 2,86 miliar kasus penyakit pencernaan di seluruh dunia.
Menyikapi hal tersebut PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) kembali menggelar seminar nasional untuk mengedukasi dan meningkatkan awareness masyarakat Indonesia terkait kesehatan pencernaan. Mengusung tema "Gut Health, Mind Health: Nurturing Your Gut for Healthier and Happier Mind" seminar ini diselenggarakan di Resto Bu Rudy Hall Lantai 3, Sabtu 12 Oktober 2024.
Antonius Erbano selaku Regional Head Prodia East Java Batara Region mengatakan jika saat ini masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap kesehatan pencernaan. Padahal banyak penyakit kronis yang kemunculannya berawal dari masalah pencernaan.
"Yang mendasari kita menyelenggarakan seminar ini adalah misi dan visi Prodia, yang berkomitmen memberikan edukasi secara berkesinambungan dan awarenesa masyarakat terkait kesehatan," jelas Antonius, Sabtu 12 Oktober 2024.
"Apalagi saat ini masih banyak orang yang mengabaikan kesehatan pencernaan. Padahal masalah pencernaan awal mula dari berbagai penyakit," imbuhnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Ulfa Kholili, SpPD-KGEH, FINASIM. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Sementara itu pada kesempatan yang sama, dokter spesialis penyakit dalam dr. Ulfa Kholili, SpPD-KGEH, FINASIM menambahkan dalam seminar ini dirinya membahas mengenai pentingnya kesadaran setiap individu dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan dan organ pendukung lainnya agar tidak berdampak pada masalah fisik.
"Penyebab gangguan pencernaan kebanyakan berawal dari inflamasi atau peradangan. Jadi dari inflamasi itu nanti berkembang jadi berbagai macam penyakit, seperti gerd bahkan hingga jantung koroner," tambahnya.
Dalam seminar ini dirinya juga menjelaskan peran mikrobiota usus yang memiliki pengaruh besar terhadap tingkat stres seorang individu melalui perannya pada aksis Hipotalamus-Pituitari-Adrenal (HPA). Sehingga, ketika terjadi ketidakseimbangan mikrobiota usus akan memicu peningkatan kadar hormon yang dihasilkan.
"Ketidakseimbangan biota di saluran pencernaan ini dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah, kadar gula darah, dan disfungsi seksual," paparnya.
Oleh sebab itu melalui seminar ini dirinya berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatannya, khususnya saluran pencernaan. Sebagai bagian metabolisme tubuh, pencernaan memiliki pengaruh besar terhadap munculnya berbagai macam penyakit kronis dalam tubuh.
"Oleh sebab itu mulai sekarang dijaga pencernaannya. Konsumsi makanan yang bergizi dan jalani pola hidup sehat," pungkasnya.(*)