KETIK, SURABAYA – DPRD Surabaya menyoroti kasus Taman Hiburan Rakyat (THR) oleh Pemkot yang belum menemui titik terang dengan investor.
Meskipun begitu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tetap menargetkan bahwa THR tetap akan beroperasi pada tahun ini.
Mengenai sulitnya mencari investor, anggota Komisi C DPRD Surabaya Buchori Imron menjelaskan bahwa tentu para investor yang menanamkan modal mengincar keuntungan sesuai harapan.
"Selama tidak betul-betul menjanjikan susah, saya berharap pada Pemerintah Kota selaku pengontrol pemerintah bagaimana kepemimpinan Surabaya, wakil wali kota, sekda, paling tidak mengundang investor sebanyak-banyaknya," jelasnya pada Selasa, (2/4/2024).
Menurur Buchori, investor harus diberi kepastian hukum dan kepastian profitnya, misalnya angkutan umum yang bakal mempermudah masyarakat untuk mengunjungi THR.
"Hanya dikerjakan Pemkot saja, itu uangnya nggak cukup. Tapi mereka yang punya duit kalau ndak menguntungkan ndak bisa. Kasih subsidi ada penumpang atau tidak tetap jalan terus," terangnya.
Menurutnya, Pemkot Surabaya juga tidak masalah jika tidak menguntukan karena itu adalah kewajiban melancarkan lalu lintas di Surabaya. Selain itu, hiburan di Surabaya itu sangat gersang.
"Mana ada hiburan di Surabaya, yang tertarik agar orang luar kota bisa datang ke Surabaya, wong Alun-Alun sekecil itu saja ramainya minta ampun," jelas Buchori.
Menurut Buchori, banyak wisatawan dari luar kota yang berekspekatasi tinggi terhadap tempat hiburan di Surabaya, namun menurutnya tak seindah yang mereka dapatkan.
"Begitu datang ke sana, orang-orang kecewa jadi tidak ke sana lagi, oleh sebab itu kita harap pemerintah kota di bidang investor dan wisata itu harus banyak menarik minat pemilik uang untuk menanamkan investasi di Surabaya," ujar politisi PPP.
Dirinya mendorong Wali Kota Surabaya agar fokus pada mwndapatkan investor, tidak hanya fokus ke masyarakat. Karena dari wali kota lah investor kelas kakap tertarik untuk mengembangkan investasinya di Surabaya.
"Kalau urusan investasi, kalau bukan wali kota sendiri yang datang untuk para investor, susah mereka nggak mau," terangnya.
"Urusan ke bawah (masyarakat) itu urusan kepala dinas, asisten paling pol wakil wali kota," imbuh Buchori.
Mengenai investor tertarik untuk membangun TRS atau THR menjadi tempat konser, Buchori sangat mendukung hal tersebut karena niatnya menyenangkan masyarakat.
"Tempat apa saja yang didatengi rakyat, disukai masyarakat dan bisa mendatangkan duit, setuju aja. Pokoknya tidak membahayakan masyarakat," pungkas anggota Komisi C DPRD Surabaya Buchori. (*)