KETIK, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat dibuka menguat sebanyak 30 poin atau 0,19 persen. Saat ini nilai tukar rupiah dipatok Rp15.825 per dolar AS pada Jumat (3/11/2023) pagi.
Penguatan ini dipicu keputusan Bank Sentral AS (The Fed) yang memilih menahan suku bunga acuan. Keputusan tersebut disambut baik pelaku pasar.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, selain penahanan suku bunga oleh the Fed, penguatan rupiah juga didorong oleh naiknya indeks harga saham Asia. Penguatan rupiah ini diikuti berbagai mata uang negara asia yang kompak bergerak ke zona hijau.
Tercatat, won Korea Selatan menguat 0,98 persen, peso Filipina menguat 0,12 persen, dan baht Thailand menguat 0,20 persen dan ringgit Malaysia menguat 0,04 persen. Kemudian dolar Singapura menguat 0,05 persen dan yen Jepang menguat 0,01 persen. Namun di sisi lain yuan China melemah 0,06 persen.
"Tidak hanya itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang masih menurun juga memberikan dukungan untuk penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini," jelas Ariston, jumat (3/11/2023).
Hal yang sama diungkapkan Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, penahanaan suku bunga acuan oleh The Fed selain membuat rupiah juga membuat imbal hasil obligasi Amerika Serikat langsung turun, hal ini menarik minat investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kendati menguat, tetap perlu dipahami bahwa tren pelemahan mata uang Garuda masih terjadi sejak Mei 2023 yang konsisten terdepresiasi enam bulan berturut-turut,"ungkapnya.(*)