KETIK, MALANG – Puluhan siswa dari SMP Katholik Santa Maria Malang memeriahkan perayaan Hari Kebangkitan Nasional dengan menari Tari Grebeg Sabrang pada Senin (20/5/2024).
Tak hanya menggambarkan semangat juang, tarian tersebut sekaligus implementasi dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka Belajar.
Garnasih Setya Rahayu, Pembina sekaligus Pelatih Tari SMPK Santa Maria Malang menjelaskan para siswa diajak untuk menyiapkan dan membuat propertinya secara mandiri.
"Supaya anak-anak mau mengembangkan tarian ini, kami punya ide untuk membuat propertinya. Mulai topeng, jamang atau mahkota, itu dibuat oleh anak-anak sendiri. Termasuk gongseng atau gelang kakinya," ujar Garnasih.
Dibutuhkan waktu hingga dua bulan untuk menyiapkan properti tari. Setiap harinya siswa diberi waktu dua jam untuk membuat properti. Begitu pula dengan berlatih menari memakan waktu hingga tiga bulan.
"Awalnya mereka mengeluh kesulitan untuk menggambar, prosesnya mereka tidak sabar. Tapi lama kelamaan proses dilalui dan latihan bersama selama tiga bulan, ternyata mereka jauh lebih minat untuk menarikan tarian ini," lanjutnya.
Garnasih menjelaskan terdapat dua jenis pertunjukan dalam wayang topeng yakni Grebeg Jawa dan Grebeg Sabrang. Ia berharap pada tahun ajaran baru nanti para siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan tarian tersebut.
"Kami ada rencana pengembangan di tahun pelajaran berikutnya. Bentuknya tetap tarian tapi kita mengupas lebih, bisa jadi Grebeg Jawa," tuturnya.
Tak hanya tampil di Balai Kota Malang usai upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, para siswa juga unjuk bakat di sekitar Alun-Alun Tugu Malang. Penampilan para siswa sontak menarik perhatian beberapa warga yang berada di sekitar alun-alun.
Sementara itu Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat turut mengapresiasi gelaran dari para siswa tersebut. Terlebih dalam momen Hari Kebangkitan Nasional ini Pemkot Malang harus selalu memfasilitasi kreatifitas siswa.
"Kita selalu memfasilitasi sekolah-sekolah apalagi ini bagus, mencerminkan spirit Hari Kebangkitan Nasional," ujar Wahyu.
Wahyu menyampaikan di peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini generasi muda harus menyadari bahwa banyak momen di masa lalu yang menjadi penyokong untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Terlebih perjuangan para pendiri Boedi Oetomo menjadi pioneer bangkitnya semangat bangsa.
"Momen ini untuk mengingatkan kembali tahapan perjuangan untuk bisa bangkit menuju Indonesia Emas di tahun 2045. Bagaimana perjuangan mulai dari pendiri Boedi Oetomo, Kartini, ke depannya akan menjadi satu momen untuk kita bangkit menuju Indonesia Emas 2045," ujar Wahyu.(*)
