KETIK, KAPUAS HULU – Salah satu tugas pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) berdasarkan UU No 34/2004 tentang TNI adalah penjagaan perbatasan. Dengan luasnya wilayah Indonesia serta karakter wilayah perbatasan, tugas menjaga kedaulatan NKRI di pintu terluat menjadi tantangan tersendiri bagi setiap prajurit.
Ada banyak cerita menarik tentang perjuangan para prajurit yang ditugaskan ke dalam Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) untuk mengamankan kedaulatan termasuk perbatasan darat antara Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan.
Seperti yang dialami para prajurit TNI Satgas Pamtas Yon Armed 10/ Bradjamusti Kostrad Pos Perumbang yang melaksanakan Patroli Patok di wilayah Perumbang, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.
Patroli Patok dilaksanakan dan dipimpin langsung oleh Wadanpos Perumbang, Sertu Kambali bersama dengan empat orang anggotanya. Mereka harus mengecek satu persatu patok perbatasan dengan jarak yang cukup panjang di hutan belantara.
"Terdapat 117 patok yang harus dikroscek secara berkala dan menjadi tanggung jawab Pos Pamtas Perumbang Satgas Yon Armed 10/Bradjamusti," ujarnya Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pamtas Yonarmed 10/ Bradjamusti, Mayor Arm Ady Kurniawan, M.Han., dalam keterangannya dari Makotis Badau.
Secara detail, jarak tempuh dari Pos Perumbang menuju Patok pertama yakni kurang lebih sekitar 2,5 kilometer.
"Dibutuhkan waktu sepuluh sampai dengan dua belas hari perjalanan pulang-pergi untuk mencapai 117 Patok lagi yang menjadi tanggung jawab Pos Perumbang," tambah Dansatgas, Mayor Ady Kurniawan.
Ady menuturkan, tujuan dilaksanakannya Patroli Patok yaitu untuk mengetahui dan memastikan kondisi Patok Batas Negara tidak bergeser sejengkalpun ataupun rusak.
"Karena hal ini menyangkut tentang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ungkapnya menerangkan dengan nada semangat dan menggebu-gebu.
Kemudian, Ady menambahkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Patroli Patok ini tentu dibutuhkan kondisi fisik yang prima dan mental yang kuat lahir batin.
"Karena medan yang dilalui lumayan berat dan bervariasi seperti melintasi sungai, menyusuri rawa-rawa maupun menerobos hutan belantara yang cukup lebat," tukas Mayor Ady Kurniawan. (*)