KETIK, YOGYAKARTA – Sekretaris Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (HIPMI DIY) Ridho Sinto Mardaris yang juga seorang pengusaha menekankan pentingnya keputusan boikot Israel harus didasarkan pada data akurat dan analisis mendalam.
Hal tersebut ia disampaikan saat menjadi narasumber Seminar Nasional dengan tema “Boikot Israel: Antara Komitmen Kemanusiaan dan Politik Bisnis,” yang berlangsung di Auditorium Lantai 4, Fakultas Hukum UII Selasa (9/7/2024).
Acara tersebut digelar oleh Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat (PS2PM) Yogyakarta bekerja sama dengan Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (Ponpes UII) serta didukung media online nasional Ketik.co.id.
Dalam pemaparannya tersebut Ridho menyoroti fenomena boikot terhadap produk atau layanan tertentu yang sering kali dipicu oleh isu-isu yang viral di media sosial.
Menurut Ridho, boikot merupakan langkah yang serius dan dapat berdampak luas terhadap perekonomian, baik bagi perusahaan yang diboikot maupun pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasokannya.
"Boikot tanpa dasar data yang kuat dapat merugikan banyak pihak, termasuk para pekerja yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan-perusahaan tersebut," jelasnya.
Seminar Nasional “Boikot Israel: Antara Komitmen Kemanusiaan dan Politik Bisnis,” berlangsung di Auditorium Lantai 4, Fakultas Hukum UII Selasa (9/7/2024). (Foto: Edo Segara G/Ketik.co.id)
Dia menambahkan, keputusan untuk boikot seharusnya didasarkan pada bukti yang jelas dan analisis yang komprehensif, bukan hanya karena tekanan sosial atau informasi yang belum terverifikasi.
Untuk itu Ridho juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam menyikapi isu-isu yang berkembang di media sosial.
"Kami mendukung transparansi dan akuntabilitas, namun semua tindakan harus didasari oleh informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan," tegasnya.
Sebagai penutup, Ridho menyatakan bahwa HIPMI akan terus berupaya untuk meningkatkan literasi data di kalangan anggotanya dan mendorong penggunaan data dalam pengambilan keputusan bisnis.
"Kami percaya bahwa dengan data yang akurat dan analisis yang tepat, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan berdampak positif bagi semua pihak," tutup Ridho.
Seminar Nasional “Boikot Israel: Antara Komitmen Kemanusiaan dan Politik Bisnis,” didukung media online nasional Ketik.co.id. (Foto: Edo Segara G/Ketik.co.id)
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HIPMI adalah organisasi independen non-partisan para pengusaha muda Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian. Organisasi ini didirikan pada 10 Juni 1972 oleh sejumlah pengusaha nasional saat itu.
Pendirian organisasi ini dilandasi semangat menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda. Hingga saat ini HIPMI telah ada di 37 provinsi di Indonesia dan memiliki 354 Badan Pengurus Cabang. Seiring dengan otonomi daerah dan pemekaran, HIPMI terus berkembang agar dapat terwakili di seluruh Indonesia. Termasuk salah satunya di DIY. (*)