KETIK, SIDOARJO – ’’Pokok e lek gak ono sing tibo ngepek gak didandani. (Kalau tidak ada yang jatuh sampai parah ya tidak diperbaiki).’’
Begitulah ungkapan sebagian pengendara yang melewati Jalan Sawunggaling, Desa Kletek, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Jalan akses penting antara Kota Sidoarjo, Sukodono, hingga Taman, dan Waru itu rusak parah. Mereka kesal.
Hingga Minggu (17/3/2024), jalan antara pertigaan Kletek dan menuju wilayah Sukodono masih rusak berat. Kerusakan paling parah terjadi di jalan aspal sepanjang sekitar 100 meter.
Sekitar 100 lubang juga menganga di jalan tersebut. Dari yang berdiameter 20 sentimeter hingga 120 sentimeter. Mangap. Hampir rata titiknya di aspal. Kiri, tengah, kanan berlubang.
Sebagian pengendara roda dua memilih menghindari lubang-lubang itu dengan melewati bahu jalan. Sebagian lagi terlihat berhati-hati sekali. Memilih badan jalan yang lubangnya tidak terlalu besar. Pelan-pelan. Mereka mengendarai motor manual, seperti Yamaha Vixion, Honda CBR, dan sejenisnya.
Ada pula yang mengadu ketangkasan dengan melaju zigzag. Sat-set-sat-set. Mereka tampak mengendarai motor matic sejenis Honda Beat dan Vario, Yamaha Mio, Fino dan sebagainya. Tidak peduli sedang berboncengan tiga dengan istri dan anak. Pakai mengacungkan salam metal lagi.
’’Yo ngunu boss tolong ben cepat ditandangi,’’ ungkap pengendara itu sambil terus melaju.
Seorang pengendara Honda Beat, Nabil, mengaku hampir setiap hari melewati jalan tersebut menuju tempatnya bekerja di Ngelom, Sepanjang. Terutama pada hari-hari aktif kerja. Senin sampai Jumat. Sabtu atau Minggu pun kalau pas lembur ya lewat juga.
Pria 30 tahun itu merasakan kerusakan Jalan Sawunggulangi, Kletek, sudah bertahun-tahun. Sudah sekitar 5 tahun ini dia bekerja sebagai staf informasi dan teknologi di sebuah perusahaan swasta. Banyak yang mengeluh.
’’Kalau pas berangkat ya macet. Kalau waktu pulang habis Magrib sering ada orang jatuh. Apalagi pas habis hujan. Lubangnya nggak kelihatan,’’ ungkap warga Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan tersebut.
Kerusakan Jalan Sawunggaling, Kletek, ini kerap menjadi perbincangan dan sambatan berbagai lapisan masyarakat. Di radio, media sosial, maupun grup-grup WhatsApp. Mereka mengeluhkan sikap pemerintah yang tidak cepat menangani kerusakan tersebut.
Pengendara sepeda motor melewati lajur berlawanan di Jalan Sawunggaling, Kletek, Taman, Sidoarjo, demi menghindari lubang jalan pada Minggu (17/3/2024). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Minggu (17/3/2024), sekitar pukul 13.00, jurnalis Ketik.co.id mendatangi lokasi jalan yang rusak. Lubang-lubang jalan masih terlihat. Yang paling parah memang di 500 meter setelah pertigaan Kletek arah Sukodono. Namun, kondisinya tidak separah Jumat malam atau Sabtu siang (16/3/2024), Sebab, informasinya, pada Sabtu malam ada pekerja yang menumpahkan batu koral ke lubang-lubang itu.
Batu koral diurukkan ke lubang-lubang besar. Tapi, batu koral itu tidak sampai menutup seluruh lubang. Jadi, kerusakan masih terlihat di aspal. Itu pun tidak semua lubang ditutup. Masih banyak lubang yang dibirkan tetap menganga. Pengemudi mobil sedan tetap berhati-hati menghindari benturan aspal dengan bemper.
Beberapa warga mengaku tidak tahu siapa yang mengirim dan menguruk baru koral tersebut. Mereka berterima kasih. Sudah lumayan jalannya. Cuma, beberapa hari lagi, koral itu pun akan segera hilang entah ke mana. Jalan pasti berlubang lagi.
’’Kami sudah bolak-balik nguruk. Cuma beberapa hari saja rusak lagi,’’ kata warga yang duduk-duduk di dekat tambal ban Jalan Rajawali.
Ketika ditanya benarkah sudah banyak korban, mereka serentak menjawab. ’’Wis gak kehitung, Pak. Pokok e lek gak ono sing sampai tibo pek, sampai rame, gak didandan-dandani.’’ (*)