KETIK, JAKARTA – Mengawali pekan ini rupiah terpatau menguat sebanyak 18 poin atau sebesar 0,11 persen dari posisi sebelumnya. Saat ini rupiah dibanderol Rp15.920 per dolar AS pada Senin (30/10/2023) pagi.
Penguatan ini juga diikuti oleh beberapa mata uang dari negara asia lainnya seperti won Korea Selatan menguat 0,30 persen, peso Filipina menguat 0,12 persen, baht Thailand 0,16 persen dan ringgit Malaysia menguat 0,49 persen dan dolar Singapura menguat 0,06 persen.
Di sisi lain, rupee India melemah 0,02 persen, yen Jepang minus 0,01 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen. Namun sayangnya walaupun mengalami penguatan terhadap dolar AS, performa rupiah terhadap mata uang lain bisa dikatakan belum bagus. Mata uang rupiah mengalami pelemahan terhadap mata uang dolar Australia (-0,35%) dan euro (-0,01%).
Hal senada juga di utarakan oleh Analis DCFX Futures Lukman Leong, sempat menguat pada perdagangan hari ini namun rupiah masih berpotensi mengalami tekanan terhadap dolar AS . Tekanan ini disebabkan data ekonomi AS yang baru saja menunjukkan performa kuat minggu lalu.
"Saat ini investor cenderung wait and see menantikan FOMC minggu ini serta data dari domestik yaitu inflasi Indonesia bulan Oktober. Hal inilah yang memicu pelemahan,"kata Lukman, Senin (30/10/2023).
Sementara itu pengamat pasar Ariston Tjendra menyampaikan resiko pelemahan rupiah yang saat ini masih menghantui dikarenakan pasar masih berharap suku bunga di tahan di level 5,25%-5,5%. Sedangkan The Fed sendiri baru akan mengumumkan terkait suku bunga pada pekan depan.
"Rupiah masih bergerak melemah di sekitaran Rp15.900 terhadap dolar AS di pekan ini. Ini mengindikasikan pelemahan rupiah masih terbuka," ungkap Ariston.(*)