KETIK, PALEMBANG – Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Kota Palembang menggelar peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan gedung baru sebagai pusat onkologi atau Oncology Center pada Rabu, 8 Januari 2025.
Pembangunan ini nantinya akan membuat RSMH Palembang bertransformasi menjadi RS Onkologi pertama di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) untuk melayani pasien kanker dari lima provinsi, yakni Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung.
Avara groundbreaking ini dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin. Dalam sambutannya, Budi mengatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan empat RS baru untuk menangani pasien kanker, yakni RS Adam Malik di Medan, RS dr. Soeradji Tirtonegoro di Klaten, RS Prof. Dr. R.D Kandou di Sulawesi Utara, dan RSMH di Palembang.
"Kanker itu kan pembunuh ketiga dari penyakit yang ada di Indonesia, setelah stroke dan sakit jantung. Sekitar 234 ribu rakyat Indonesia meninggal setiap tahunnya karena penyakit kanker. Oleh karena itu kita harus memperbanyak pusat pelayanan kanker di seluruh Indonesia," Budi.
Selain berada di urutan ketiga sebagai penyakit paling mematikan di Indonesia, kanker juga mengalami kenaikan kasus paling tinggi dibanding penyakit lain.
Oleh karena itu, Budi menyiapkan tiga RS di luar pulau Jawa untuk mengakomodasi pasien-pasien kanker yang berada di daerah, sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh dirawat di sana.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pembangunan Oncology Center di RSMH Palembang menjadi yang pertama di wilayah Sumbagsel. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)
Dalam menyiapkan fasilitas pelayanan onkologi, Budi menerangkan, RSMH akan menerapkan dua jenis layanan, yakni layanan pemeriksaan dan layanan pengobatan.
Kedua layanan itu akan menggunakan teknologi terbaru pendeteksi kanker, yakni Positron Emission Tomography (PET) Scan. PET Scan menggunakan radioisotop untuk memburu dan membunuh sel kanker pada tahap awal, yaitu saat metabolisme sel kanker baru saja dimulai.
"Itu ilmunya namanya histopatologi dan patologi anatomi. Alatnya macam-macam. Kalau yang lebih canggih ada PET Scan untuk mengetahui penyebaran sel kemana," kata dia.
Selain menjadi pusat pelayanan, Oncology Center, lanjut Budi, juga akan digunakan sebagai tempat penelitian dan keilmuan kanker di Sumbagsel.
Nantinya, pemerintah akan membangun juga pusat penelitian sekaligus asrama bagi dokter-dokter dan perawat untuk mempelajari ilmu tentang kanker.
Dia berharap, pembangunan Oncology Center di RSMH bisa berjalan sesuai rencana supaya pelayanan dan pembelajaran tentang penyakit kanker dapat dilakukan secepatnya.
"Mudah-mudahan itu nanti bisa dilakukan segera, jadi pusat keilmuan kanker bisa dilakukan di sini, tidak perlu dibawa ke Jakarta. Di setiap RS (termasuk RSMH) kita bikin pusat research dan asrama bagi dokter-dokter dan perawat untuk belajar di sini," pungkasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama RSMH, dr. Siti Khalimah menerangkan, pembangunan Oncology Center akan memakan waktu kurang lebih 18 bulan.
Oncology Center RSMH dapat menampung sebanyak 237 pasien, mulai dari kelas 1 sampai VVIP. Kemudian, layanan Oncology Center ini juga akan dibangun satu atap untuk memudahkan pelayanan pasien kanker.
"Pembangunan diperkirakan selesai dalam 18 bulan. Tenaga medis insyaallah sudah lengkap, jadi kita tinggal menunggu bangunan jadi untuk beroperasi," terangnya. (*)