KETIK, SURABAYA – Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) menggelar acara rutin yang digelar setiap tahun yaitu Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) di JW Marriot Surabaya 30 Mei-2 Juni 2024.
Di momen ini, Perdosni menggandeng kerja sama beberapa pihak dari lintas profesi. Kerja sama pertama yakni kerja sama penelitian multicenter Quantitative Electroencephalography (QEEG) Neurorestorasi Neuroengineering (NRE) Perdosni dengan Institut Teknik Bandung (ITB),
Kolaborasi itu juga dilakukan dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) lintas Kelompok Kerja Perdosni yang meliputi Neurorestorasi Neuroengineering. Yakni stroke dan pembuluh darah, EEG dan Epilepsi, Neurointensif pada penyakit Stroke.
Dan yang kedua adalah kerja sama pendidikan, pelayanan dan penelitian multicenter Quantitative Electroencephalography (QEEG) Neurorestorasi Neuroengineering terintegrasi Terapi Oksigen Hiperbarik. Yakni terapi lanjutan gangguan neurologi, antara lain dalam penatalaksanaan stroke, penyakit dekompresi, dan penyakit neurologi lainnnya.
Ketua Pengurus Pusat Perdosni Dr dr Dodik Tugasworo Pramukarso menjelaskan bahwa Perdosni sangat mendukung penyakit prioritas Kementerian Kesehatan RI yaitu kanker, jantung, stroke, uronefrologi dan kesehatan ibu dan anak.
“Kami Perdosni terus mengembangkan keilmuan neurologi mengikuti era Transformasi Kesehatan Teknologi Digital Revolusi Industri 5.0 yang saat ini lebih menggiatkan penelitian bersama proses diagnostik dan modulasi peralatan brain computer interface Neurorestorasi Neuroengineering multicenter dan lintas profesi,” ungkapnya pada Senin, (2/6/2024).
Apalagi, hasilnya dapat dipakai dalam pengembangan pelayanan neurologi di Indonesia dan merupakan sumbangan Perdosni dalam big data Digital Transfomation Organization (DTO).
Menurut dr Dodik, penggunaan teknologi canggih, dengan mengedepankan keamanan dan validasi yang baik dalam penelitian secara evidence based, agar hal tersebut tetap sesuai dengan panduan klinis utama penyakit neurologi yang menunjang tata laksana lebih cepat dan efektif.
"Serta mengedepankan teknologi digitalisasi Neurorestorasi Neuroengineering,” urai Dodik.
Dijelaskan juga oleh dr Gerard A Juswanto, Fellow of Neurorestorasi Neuroengineering dari Surabaya yang juga Ketua Panitia Peresmian Kerja Sama menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk memperkuat kolaborasi dari lintas profesi.
Menurut Gerard mengibiratkan otak tidak berkerja sendiri. Otak mengirimkan sinyal ke bagian otak lainnya, lalu ke anggota tubuh hingga terjadi harmonisasi Gerakan.
"Sama halnya dengan tujuan kegiatan ini adalah memperkuat kolaborasi antarkelompok kerja, lintas profesi dan multicenter agar mengoptimalkan pelayanan neurologi untuk seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama," pungkasnya. (*)