KETIK, SURABAYA – Sebagai negara dengan mayoritas muslim, Pemerintah Indonesia menaruh perhatian penting terhadap kehalalan bahan makanan. Dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki kebutuhan yang tinggi akan produk daging halal.
Untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan halal dalam proses penyembelihan, di Indonesia memiliki tenaga ahli yang dikenal sebagai Juru Sembelih Halal atau biasa disebut Juleha.
Keberadaan Juleha ini sangat penting agar daging yang dipasarkan di masyarakat bisa terjaga kehalalan. Hal pertama yang harus diperhatikan dalam menjaga kehalalan daging adalah dari cara penyembelihannya.
Salah seorang Juleha, Hafidh Hasan mengatakan, untuk bisa menjadi Juleha seseorang harus menjalani serangkaian pelatihan dan tes terlebih dahulu. Pelatihan tersebut dilakukan untuk memastikan hewan disembelih sesuai dengan syariat islam.
Syarat utama seorang Juleha yang kompeten harus memiliki pemahaman agama yang kuat. Hal ini karena seorang Juleha adalah faktor penentu kehalalalan produk daging halal.
"Juleha itu berbeda dengan juru potong. Kalau juru potong kan tidak ada pelatihannya. Sedangkan Juleha itu ada pelatihannya dan bersertifikat," jelas Hafidh kepada Ketik.co.id.
Untuk pelatihan badan yang bertugan melakukan pelatihan adalah Dinas Peternakan dan sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) setempat.
"Jadi dulu itu saya pelatihan selama 3 hari bersama dengan 30 teman lainnya," tambahnya.
Berbeda dengan tukang potong hewan, Juleha memiliki tugas spesifik hanya untuk menyembelih hewan. Proses penyembelihan yang benar dan sesuai syariat islam sangat penting untuk menjamin kehalalalan seluruh daging hewan kurban.
"Kita tugasnya hanya menyembelih, kalau untuk bagian pemotongan daging dan tulang itu ada bagiannya tersendiri," pungkasnya.(*)
*) Baca juga kanal Transparan edisi Juleha lainnya: Bagaimana Proses Pelatihan Menjadi Juleha? Simak Ulasan Berikut Ini & Penyembelihan Hewan oleh Juleha Dijamin Sesuai Syariat, Ini Tahapannya