KETIK, SLEMAN – Pada tahun-tahun sebelumnya, terdapat empat predikat kategori hasil Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) yang bisa disematkan bagi suatu daerah, yakni Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang dan Rendah. Pada periode ini, Kabupaten Sleman selalu meraih predikat hasil LPPD kategori Sangat Tinggi.
Namun pada tahun 2023 Kemendagri memutuskan untuk mengubah kategori hasil LPPD menjadi hanya tiga predikat kategori saja, yakni Tinggi, Sedang dan Rendah.
Dalam Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan masing-masing provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia wajib untuk menyampaikan LPPD setiap tahun kepada Menteri Dalam Negeri RI. Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang merupakan bagian penting dalam LPPD menjadi dasar pemberian nilai dan kategori dari sebuah daerah dalam Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD) yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Berdasar Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Hasil EPPD 2022, Kabupaten Sleman diputuskan sebagai kabupaten dengan kategori Sedang.
Sementara itu di sisi lain, Kabupaten Belitung Provinsi Bangka Belitung yang pada periode 4 Kategori meraih predikat Sedang. Pada saat perubahan 3 kategori tahun ini ternyata tetap berhasil mempertahankan predikat yang sama.
Keberhasilan Kabupaten Belitung dalam mempertahankan predikat Kategori Sedang ini menarik perhatian dan membuat penasaran Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Sleman.
Kustini pun memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut strategi Pemkab Belitung dalam penyusunan dan penyampaian LPPD dengan berkunjung ke Belitung pada tanggal 6 Desember 2023.
“Saya sangat terkesan dengan capaian hasil EPPD Kabupaten Belitung, oleh karena itu saya langsung menghubungi Bupati Belitung untuk bisa ngangsu kawruh (belajar) ke sana. Saya bawa para kepala OPD, karena mereka harus tahu apa yang berbeda dibandingkan Sleman. Sehingga bisa langsung diterapkan di OPD-nya sesuai IKK masing-masing,” terangnya.
Bupati Belitung, H Sahani Saleh, S.Sos yang menerima kunjungan Bupati Sleman bersama Kepala OPD mengungkapkan bahwa keberhasilan daerah yang dipimpinnya dalam mempertahankan kategori Sedang dalam EPPD bukanlah hal yang mudah. Menurut Sahani, ia dan anak buahnya di Kabupaten Belitung sangat concern terhadap penyampaian LPPD.
“Dulu, skor (nilai) EPPD kami tertinggal agak jauh dengan Sleman. Namun Alhamdulillah sekarang sudah mendekati Sleman. Kami semua di Belitung punya komitmen yang kuat untuk meningkatkan capaian IKK di setiap kewenangan yang kami punya. Kalau capaian IKK naik, maka LPPD akan jadi lebih baik, kemudian skor EPPD otomatis naik pula," jelasnya.
Ditambahkan bahwa Kabupaten Belitung juga intensif berkolaborasi dengan Tim Evaluasi Daerah maupun Tim Evaluasi Nasional.
“Tim Provinsi dan Tim Kemendagri kami minta untuk secara kontinyu melakukan supervisi terhadap kami. Strategi ini cukup efektif, dan kami kira bisa juga lah dilakukan oleh Kabupaten Sleman,” ungkap Sahani.
Selain belajar soal LPPD, Kustini dan jajarannya juga memanfaatkan kesempatan kunjungan ke Belitung untuk melihat dan mempelajari kemajuan produksi dan pemasaran barang kerajinan hasil karya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal.
Terlebih sektor pariwisata sama-sama menjadi salah satu sektor unggulan Sleman dan Belitung dalam menggerakkan ekonomi riil. Yang menarik dari hasil kunjungan ini, show room di Belitung memiliki 4 blok display yaitu makanan, craft, fashion, dan barang lainnya yang menyajikan produk-produk UMKM, dengan komposisi hampir 80% diisi dengan produk-produk untuk buah tangan wisatawan.
“Belitung saya nilai sangat berhasil dalam memajukan UMKM terutama untuk produk kerajinan. Makanya saya minta Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sleman untuk ikut sekalian agar melihat Galeri UMKM Belitung, supaya kunjungan ke Belitung ini lebih efektif dan bernilai. Sisan le mlaku, ben ora ngeceh-ceh anggaran (sekalian jalan, biar tidak memboroskan anggaran),” pungkas Bupati Sleman Kustini. (*)