KETIK, JAKARTA – Nilai tukar rupiah bangkit ke level Rp14.645 per dolar AS pada Jumat (14/4/2023) pagi. Mata uang Garuda menguat 100,5 poin atau 0,68 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau bergerak di zona hijau. Tercatat yen Jepang menguat 0,15 persen, ringgit Malaysia 0,37 persen, yuan China 0,31 persen, dan rupee India 0,28 persen.
Lalu, peso Filipina menguat 0, 35 persen, dan won Korea Selatan 0,96 persen. Sedangkan, dolar Singapura melemah 0,14 persen.
Sementara itu, mata uang negara maju juga bervariasi. Tercatat, euro Eropa menguat 0,24 persen, poundsterling Inggris menguat 0,16 persen, Franc Swiss menguat 0,21 persen, dolar Kanada menguat 0,11 persen, dan dolar Australia menguat 0,07 persen.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memproyeksi dolar AS masih terlihat dalam tekanan terhadap nilai tukar lainnya. Hal ini karena data ekonomi AS masih mendukung ekspektasi bahwa Bank Sentral AS akan menahan suku bunga acuannya tahun ini.
"Semalam data inflasi produsen AS pada Maret memperlihatkan tekanan inflasi di AS semakin berkurang. Data klaim tunjangan pengangguran mingguan memperlihatkan jumlah klaim yang lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya," katanya kepada salah satu jurnalis.
Di dalam negeri, imbuhnya, kondisi ekonomi yang baik juga mendukung penguatan rupiah. Ariston memperkirakan potensi penguatan ke arah Rp14.700- Rp14.680, dengan potensi resisten di kisaran Rp14.800 per dolar AS. (*)