KETIK, PEMALANG – Daryono (52 tahun) seorang warga Desa Kelangdepok, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah menerima bantuan rumah syukur layak huni Shiddiqiyah (RSLHS) dari Organisasi Pemuda Shiddiqiyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa (OPSHID FKYME).
Peresmian dan penyerahan kunci rumah ini berlangsung pada hari Kamis malam (7/11/2024) dan disaksikan Kepala Desa Kelangdepok, Samsul Huda, Forkopimcam Bodeh, serta ratusan warga setempat.
Tetesan air mata tak mampu dibendung lagi oleh seorang pria yang bekerja kuli serabutan itu, usai pintu rumahnya dibuka dipenuhi dengan kursi sofa dan spring bed didalam kamarnya.
"Alhamdulillah aku seneng teo. Aku wis ono sing gaweke umah. Rejeki saking Kuoso (Alhamdulillah aku senang banget. Aku sudah ada yang buatin rumah. Rejeki dari yang kuasa - Red)," ungkap Daryono.
Kepada wartawan, Daryono mengaku, dari kerja serabutan itu, penghasilannya perhari terkadang Rp.10 ribu dan itu hanya cukup untuk beli beras. Bahkan dia mengungkapkan terkadang hanya Rp.5 ribu dan makan cukup dengan ikan asin.
Penyerahan kunci rumah secara simbolis oleh Agung Baroto Ruci selaku Koordinator zona 2 OPSHID Jawa Tengah dan DIY kepada Daryono (Foto: Slamet/Ketik.co.id)
Lebih lanjut, Daryono mengatakan, dari penghasilannya itu tak mungkin mampu merehab rumahnya yang kurang layak huni.
"Mboten saged," katanya yang artinya tidak bisa untuk merehab rumah miliknya.
Daryono juga mengungkapkan, sebelumnya tidak mengenal OPSHID ataupun pengurusnya. Namun dia tetap berterimakasih dan bersyukur atas rumah beserta isinya yang diberikan.
Di lokasi yang sama, Agung Baroto Ruci selaku Koordinator zona 2 OPSHID Jawa Tengah dan DIY, mengungkapkan pada tahun 2024 ini telah membangun 20 unit RSLHS se-Jawa Tengah.
"Anggarannya sepenuhnya dari organisasi pemuda Shiddiqiyah dan warga Thariqah Shiddiqiyah. Biasanya untuk OPSHID membangunkan rumah layak huni plus perabotan dari kursi, springbed sampai dapur," ungkap Agung.
Kondisi Rumah Daryono usai dibedah dan direhab oleh OPSHID (Foto: Slamet/ Ketik.co.id)
Satu unit rumah, kata Agung, anggarannya bisa mencapai hingga Rp150 juta dan ditargetkan 40 hari selesai serta dikerjakan secara gotong royong.
Sementara itu, Ketua Umum OPSHID Mochammad Subchi Azal Tsani atau akrab disapa Bechi mengucapkan, program pembangunan RSLHS bertujuan untuk membantu warga fakir miskin dan kaum dhuafa yang membutuhkan agar dapat memiliki rumah layak huni.
Menurutnya, rumah dapat diinterpretasikan sebagai jiwa dalam konteks syair lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang berbunyi 'Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya' yang memiliki makna lebih mendalam.
Sehingga, kata dia, rumah bukan hanya sebatas tempat fisik untuk tinggal, tetapi juga simbol penting dari pembangunan jiwa dan kebangsaan.
"Kita tidak ada kepentingan politik, karena bahkan ketua umum kami menyerukan kita tidak boleh menerima money politik di waktu pesta demokrasi," tukas Agung, Koordinator zona 2 OPSHID Jawa Tengah dan DIY. (*)